Gubernur Syahrul Serba Salah Komentari Masalah Gowa
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo serba salah mengomentari persoalan di Gowa, karena takut dianggap memihak. Ini alasannya.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Diam menjadi pilihan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo ketika didesak berkomentar soal konflik lembaga adat di Kabupaten Gowa.
Lewat selesai Zuhur, Senin (26/9/2016) siang, massa yang mengatasnamakan pendukung Kerajaan Gowa penentang Peraturan Daerah Lembaga Adat Daerah merangsek, membakar peralatan di dalam gedung DPRD Kabupaten Gowa.
"Saya sekarang lebih banyak diam karena saya punya hubungan psikologis dengan Bupati Gowa. Kalau saya tanggapi bisa diartikan lain-lain. Padahal tidak demikian, jadi saya lebih banyak diam saja," ujar Syahrul sehabis menghadiri rapat paripurna di Sekretariat DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, kemarin.
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menghibur warga Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar usai menghadiri acara pemeberian remisi bagi warga binaan, Rabu (17/8/2016). TRIBUN TIMUR/FAHRIZAL SYAM
Syahrul menganggap massa telah sengaja membakar gedung DPRD Kabupaten Gowa, sehingga kepolisian harus bertindak dan mengusut pelakunya.
"Saya masih memberikan waktu kepada kepolisian untuk menyelesaikan ini," kata dia.
Ketua DPD I Golkar Sulsel ini segera membentuk tim gabungan untuk mengusut masalah yang terjadi di Gowa, terutama konflik antara Kerajaan Gowa dan Pemkab Gowa menyoal Perda LAD.
"Akan ada tim dari pemerintah pusat dan provinsi untuk menyelesaikan ini," kata dia.
Ia pun menganggap masalah pembakaran dan konflik di Gowa karena kurang komunikasi antara Pemkab dan pihak Maddusila.
"Saya melihat hal ini karena kurang komunikasi baik, tentu saja harus dibedakan antara masalah (LAD) dengan pembakaran yang sudah ditangani kepolisian," ia menambahkan.
Ia menganggap Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo tak bermaksud menjadi Raja Gowa. Adnan adalah anak Ichsan Yasin Limpo, mantan Bupati Gowa dua periode, yang tidak lain adik Syahrul Yasin Limpo.
Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo.
"Memang Perda untuk pengamanan aset negara karena perubahan undang-undang dan memang asetnya harus diamankan," kata Syahrul.
Syahrul menganggap ucapan dan komentarnya soal Gowa bisa saja disalahtafsirkan.
"Apalagi kalau saya yang punya hubungan psikologis dengan Pak Bupati. Apapun yang saya bilang ditafsirkan membela siapa, padahal tidak," ia menjelaskan.
Saat rapat raripurna DPRD Sulsel, Wakil Ketua DPRD Sulsel Ni'matullah Erbe menyampaikan turut bersedih atas insiden di Kabupaten Gowa.
"Kita turut bersedih atas insiden di Gowa, jadi kita minta supaya masyarakat bisa menahan diri," kata Ni'matullah.
Ia meminta masyarakat memberikan waktu kepada kepolisian untuk menyelesaikan masalah ini. "Semoga masalah ini selesai dengan baik dan Gowa kembali aman dan tenteram," dia berharap.