Kesaksian Pengikut Dimas Kanjeng: Uang Jutaan Rupiah Keluar dari Balik Jubah
Punya ribuan pengikut, Dimas Kanjeng Taat Pribadi dianggap sakti mandraguna. Sejumlah pengikutnya dari orang biasa sampai pejabat.
Editor: Y Gustaman
"Saat itu ratusan 'santri', beberapa di antaranya tokoh terkenal dari Jakarta, dikumpulkan dalam sebuah ruang. Dimas Kanjeng duduk di kursi, perwakilan dari kami diminta untuk memeriksa jubah yang dikenakan, dan juga kursi yang diduduki," tutur dia.
Dari pemeriksaan yang dilakukan para santri tak ditemukan satu lembar pun uang yang ada di dalam jubah maupun di kursi.
Setelah itu, lanjut Kamto, Dimas Kanjeng mengajak para santri berzikir, bertahlil, dan membaca ayat suci Alquran.
"Tak lama kemudian Dimas Kanjeng merogoh jubah, dan keluarlah duit ratusan ribu, demikian dari balik kursi yang didudukinya," cerita Kamto.
Usai melihat kejadian itu, Kamto benar-benar bertambah yakin Dimas Kanjeng sakti mandraguna mendatangkan uang secara gaib.
"Saya menyaksikan sendiri, bukan katanya-katanya," Kamto menegaskan pengalamannya melihat Dimas Kanjeng.
Saat berpamitan pulang, Kamto mendapat uang Rp 1 juta dari Dimas Kanjeng. Uang itu lembaran kertas yang didatangkan Dimas Kanjeng secara gaib dari balik jubahnya.
"Sesampai di Kudus saya belanjakan beras dan kebutuhan sehari-hari, uangnya ya laku, bukan uang palsu atau mainan," imbuh Kamto.
Setidaknya Kamto telah menyerahkan uang mahar hingga jutaan rupiah kepada Dimas Kanjeng lewat para sultannya, orang yang berperan sebagai pengepul.
"Oleh Dimas Kanjeng saya diberi bungkusan kain hitam, yang dimasukkan ke dalam kantong kresek warna merah. Sampai saat ini saya tak berani membuka bungkusan itu, belum waktunya. Kalau sudah waktunya, dan benar-benar cair akan saya kabari dan saya beri bagian," ucap Kamto.
Hingga saat ini, Kamto meyakini Dimas Kanjeng sosok yang baik dan tidak terlibat pembunuhan terhadap Abdul Gani dan Ismail, mantan santrinya.
"Saya tak yakin Dimas Kanjeng terlibat pembunuhan. Setiap ketemu ia selalu berpesan selalu berzikir dan mengingat Allah, jangan sombong, dan jangan 'kedunyan'," kata Kamto.
Hingga kini Kamto tak merasa menjadi korban penipuan atau semacamnya, seperti diceritakan sejumlah pengikut yang merasa kecele terhadap Dimas Kanjeng.
"Saya tak merasa menjadi korban penipuan atau semacamnya. Saya selalu ikhlas menjalani," ia menegaskan.