Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salawat yang Diajarkan Ini Bikin MUI Merasa Terganggu

Salawat ini ditemukan dari sebuah kalimat yang ada di brosur Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Salawat yang Diajarkan Ini Bikin MUI Merasa Terganggu
Surya/Galih Lintartika
Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori bersama rombongan saat mendatangi satu per satu tenda yang penuh oleh pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, tak jauh dari Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Rabu (28/9/2016). 

Laporan Wartawan Surya Galih Lintartika

TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Ada beberapa ajaran - ajaran Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Probolinggo, Jatim yang dianggap menyesatkan.

Mulai dari salawat, salat, dan baca - bacaan yang diduga tidak sesuai dengan syariah Islam namun  ada salah satu yang membuat MUI sangat terganggu itu yakni salawat fulus.

Salawat ini harus dibacakan setiap pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang tinggal di tenda - tenda dekat padepokan.

Salawat fulus ini ditemukan dari sebuah kalimat yang ada di brosur Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Brosur ini sudah tersebar di beberapa kalangan masyarakat sekitar.

Dalam ajaran Dimas Kanjeng ini, salawat itu berbunyi

Berita Rekomendasi

"Allahuma sholli ala sayyidina muhammadinil mabgu fi sholatan tadribu biha amwalu wal fulusu wa mal busu wal mad u’mu biadadin wanafasin bainahum ya fa ihun ya rajiun".

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Probolinggo Yasin mengatakan, jika itu diartikan maka artinya berbeda dari makna sesungguhnya.

"Kami sudah mencoba mengartikannya, kurang lebih artinya itu ya allah beri rahmad kepada Nabi muhammad dengan sholawat dan rahmat yang bisa melipat gandakan harta, uang, pakaian, makanan dengan nafas yang dihembuskan diantara mereka kembali," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Selain itu, kata dia, ada juga hal lain yang sedikit janggal.

Menurutnya, ada bacaan dari ajaran Syeh Siti Jenar.

Dalam ajaran ini, pengikut harus berniat ingsun sejatini Allah, wujud ingsun dzat Allah, Allahhu Akbar Allahhu Akbar.

"Namun semuanya masih kami kaji dulu. Itu hanya temuan di lapangan. Yang jelas apa yang ada di lapangan ini, akan menjadi fokus kami termasuk menyelidiki maksud bacaan salawat fulus ," pungkasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas