Salawat yang Diajarkan Ini Bikin MUI Merasa Terganggu
Salawat ini ditemukan dari sebuah kalimat yang ada di brosur Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Galih Lintartika
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Ada beberapa ajaran - ajaran Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Probolinggo, Jatim yang dianggap menyesatkan.
Mulai dari salawat, salat, dan baca - bacaan yang diduga tidak sesuai dengan syariah Islam namun ada salah satu yang membuat MUI sangat terganggu itu yakni salawat fulus.
Salawat ini harus dibacakan setiap pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang tinggal di tenda - tenda dekat padepokan.
Salawat fulus ini ditemukan dari sebuah kalimat yang ada di brosur Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Brosur ini sudah tersebar di beberapa kalangan masyarakat sekitar.
Dalam ajaran Dimas Kanjeng ini, salawat itu berbunyi
"Allahuma sholli ala sayyidina muhammadinil mabgu fi sholatan tadribu biha amwalu wal fulusu wa mal busu wal mad u’mu biadadin wanafasin bainahum ya fa ihun ya rajiun".
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Probolinggo Yasin mengatakan, jika itu diartikan maka artinya berbeda dari makna sesungguhnya.
"Kami sudah mencoba mengartikannya, kurang lebih artinya itu ya allah beri rahmad kepada Nabi muhammad dengan sholawat dan rahmat yang bisa melipat gandakan harta, uang, pakaian, makanan dengan nafas yang dihembuskan diantara mereka kembali," katanya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Selain itu, kata dia, ada juga hal lain yang sedikit janggal.
Menurutnya, ada bacaan dari ajaran Syeh Siti Jenar.
Dalam ajaran ini, pengikut harus berniat ingsun sejatini Allah, wujud ingsun dzat Allah, Allahhu Akbar Allahhu Akbar.
"Namun semuanya masih kami kaji dulu. Itu hanya temuan di lapangan. Yang jelas apa yang ada di lapangan ini, akan menjadi fokus kami termasuk menyelidiki maksud bacaan salawat fulus ," pungkasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).