Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengikut Dimas Kanjeng di Bali Pakai Gelang Putih Menyerupai Gelang Tridatu

Dimas Kanjeng diketahui memiliki pengikut di beberapa wilayah di Bali antara lain, Denpasar, Jembrana, Buleleng, dan Gianyar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pengikut Dimas Kanjeng di Bali Pakai Gelang Putih Menyerupai Gelang Tridatu
Tribun Bali/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
Adik kandung korban penipuan Dimas Kanjeng, Anto, menunjukkan kalender yang diterima almarhum kakaknya saat masih aktif di Padepokan Dimas Kanjeng saat ditemui di rumahnya di Jl Ahmad Yani, Denpasar, Minggu (2/10/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Tak hanya pengikut, Dimas Kanjeng Taat Pribadi ternyata juga memiliki padepokan di wilayah Bali.

Namun padepokannya berpindah-pindah karena belum memiliki tempat tetap.

Dalam beberapa foto dari akun Facebook Sekretariat Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi-Wilayah Bali terlihat Dimas Kanjeng sempat menemui para pengikutnya di Bali.

Akun Facebook tersebut diketahui terakhir aktif pada April 2016.

Dimas Kanjeng diketahui memiliki pengikut di beberapa wilayah di Bali antara lain, Denpasar, Jembrana, Buleleng, dan Gianyar.

Kebanyakan pengikutnya tersebut berasal dari Jawa.

Anto, adik dari Haji Mansyur yang termasuk pengikut Dimas Kanjeng dari Kampung Jawa, Denpasar, mengaku sedikit banyak mengetahui apa saja kegiatan perkumpulan Dimas Kanjeng di Bali.

Berita Rekomendasi

Salah satu kegiatan yang sering diadakan yakni dzikir di musala.

Menurut Anto, sepengetahuannya tak ada ritual aneh yang dijalankan kakaknya, Haji Mansyur, selama bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng.

Yang ia tahu hanyalah setiap anggota perkumpulan itu memiliki ciri-ciri khusus seperti mengenakan gelang menyerupai gelang tridatu, hanya saja gelang yang mereka kenakan itu berwarna putih.

Selain dzikir, Anto mengatakan anggota perkumpulan itu kerap berangkat bersama ke Probolinggo, Jawa Timur.

Anto mengaku tak mengetahui persis apakah ada ritual lainnya yang dijalankan di Probolinggo karena sang kakak hingga meninggal dunia tak pernah bercerita kepadanya.

"Di Bali ini ada semacam koordinatornya. Namanya Ustaz Arif Wijaksono tinggal di Dalung. Kakak saya juga masuk ke padepokan itu karena ajakan Ustaz Arif. Ada korban Dimas Kanjeng yang bawa tukang pukul ke rumahnya Ustaz Arif itu dan minta uangnya sebesar Rp 200 juta dikembalikan. Ya benar dikembalikan dan dibelikan mobil setelahnya. Sekarang menurut info yang saya dengar, Ustaz Arif tiba-tiba menghilang dan sulit dilacak keberadaannya," jelas Anto.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas