Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dianggap Gila, Kapolsek Ikat Supriadi dan Tiga Anak Buahnya Ikut Memukul

Kapolsek Belawa mengikat Supriadi, warga Wajo. Muncul tiga anggotanya memukuli telinga, dada dan wajah di Polsek Belawa.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Dianggap Gila, Kapolsek Ikat Supriadi dan Tiga Anak Buahnya Ikut Memukul
Tribun Timur/Darul Amri Lobubun
Supriadi mendatangi LBH Makassar, ditemani adiknya Asri Thamrin (25) dan pamannya Husain (51), Kamis (6/10/2016). Warga Wajo ini dianiaya Kapolsek Belawa dan tiga anggotanya. Laporannya ke Polda Sulawesi Selatan ditolak. TRIBUN TIMUR/DARUL AMRI LOBUBUN 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Supriadi (28), warga Desa Lappangeng, Belawa, Kabupaten Wajo, diikat Kapolsek Belawa lalu dipukul tiga anggotanya di Polsek Belawa.

Hal tersebut diungkapkan Supriadi saat menceritakan kasus yang dialaminya saat meminta bantuan hukum di Lembaga Bantuan Hukum Makassar, Jalan Pelita Raya, Makassar, Kamis (6/10/2016).

"Waktu itu Kapolsek yang mengikat saya, tiga anggotanya datang langsung pukul saya di telinga, dada dan di wajah," cerita Supriadi di depan staf LBH Makassar.

Baca: Dianiaya Polisi, Warga Wajo Minta Bantuan LBH Makassar

korban-penganiayaan-polisi_20161006_131909.jpg
Supriadi mendatangi LBH Makassar, bersama adiknya Asri Thamrin (25) dan pamannya Husain (51), Kamis (6/10/2016). Warga Wajo ini dianiaya anggota polisi Polsek Belawa dan laporannya ditolak oleh Polda Sulawesi Selatan. TRIBUN TIMUR/DARUL AMRI LOBUBUN

Telinga kiri Supriadi mengeluarkan darah ketika dihantam anggota polisi. Mereka lanjut memukul dada dan wajah sebelah kiri korban hingga bibir kirinya memar.

Pergelangan tangan korban yang diikat juga mengalami luka terbuka dan di lutut kanan.

Berita Rekomendasi

Peristiwa pemukulan terjadi pada 4 September 2016 pukul 11.00 Wita. Setelah kejadian itu, korban langsung dibawa ke rumahnya yang berada di depan Polsek Belawa.

Supriadi menjelaskan, alasan dia diikat dan dipukul karena dia dikira gila dan melempar dari dalam rumahnya ke bagian jalan tepat di depan Polsek Belawa.

"Saya dibilang gila, padahal saya normal. Saya melakukan itu untuk mengusir tetangga saya yang meneriaki saya gila," jelas Supriadi sambil menunjukkan luka yang ia alami.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas