Tengkulak Mogok Kerja di Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat
Mereka memprotes Kepala PPN dan Syahbandar setempat karena melarang mereka masuk ke areal tambatan perahu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Sekitar 20 orang janda yang berprofesi sebagai tengkulak ikan mogok kerja di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Bangka, Kamis (6/10/2016) siang.
Mereka memprotes Kepala PPN dan Syahbandar setempat karena melarang mereka masuk ke areal tambatan perahu.
Para tengkulak dilarang membeli ikan langsung ke perahu nelayan yang sandar di pelabuhan ini.
"Kami tidak diperbolehkan masuk membeli ikan ke perahu. Kami ini kan janda janda yang menghidupi anak. Kalau kami tidak boleh beli ikan langsung ke perahu nelayan, lalu kami cari makan dimana?" kata Ny Maryati (43), janda berprofesi tengkulak.
Janda lainya, Ny Bodong (45), mengutarakan keluhan serupa.
Ny Bodong mengakun heran kenapa Kepala PPN dan Syahbandar bersikap begitu.
"Kami tengkulak kecil, janda pula. Kami beli ikan ke perahu untuk dijual lagi. Paling kami cari untung Rp 1000 hingga Rp 2000 per kiligram. Kok kami tak boleh masuk pelabuhan beli ikan di perahu?" keluhnya.
Syahbadar Pelabuhan Yopan dikonfirmasi bangkapos.com, Kamis (6/10/2016) melalui telepon seluler, mengaku sedang di luar kantor.
"Saya sedang di luar kantor. Kalau mau konfirmasi soal itu, langsung ke Kepala PPN saja (Tri Aris)," elak Yopan.
Begitu juga Kepala PPN Sungailiat, Tri Aris tak ada di kantor saat didatangi wartawan.
"Bapak (Tri Aris) sedang ke Lapas," kata Sekretaris PPN, Desi didampingi Satpam PPM, Juni kepada bangkapos.com, Kamis (6/10/2016).
Hingga berita ini diturunkan, bangkapos.com masih berusaha menghubungi Kepala PPN Sungailiat, Tri Aris dan pihak terkait lannya. Sementara aksi damai ibu ibu di tepian muara pelabuhan setempat berlangsung kondusif.
Aksi para janda janda tadi memancing perhatian Polsek Sungailiat dan Ketua HNSI Bangka, Ridwan.