Ini Penampakan Empat Benda Misterius yang Jatuh ke Sumenep
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah mengumumkan identitas benda misterius tersebut, sekaligus menunjukkan wujudnya.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Empat benda misterius jatuh dari langit di Pulau Giki Genting, Desa Lombang, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep pada Senin (26/9/2016) lalu.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah mengumumkan identitas benda misterius tersebut, sekaligus menunjukkan wujudnya.
Benda misterius itu merupakan sampah antariksa atau bagian dari roket Falcon 9.
Empat benda misterius yang jatuh di Sumenep dipamerkan di kantor pusat sains antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jalan dr Djundjunan, Kota Bandung, Jumat (7/10/2016). empat sampah antariksa itu terdiri atas tiga tangki yang bertekanan dan dibungkus (Composite overwrapped pressurized vessel) dan pecahan kontrol panel atau sistem kontrol roket.
Rencananya empat sampah antariksa itu akan dikembalikan kepada pemiliknya, yakni SpaceX, perusahaan asal Ameriksa Serikat.
Informasi yang dihimpun Tribun, empat sampah antariksa itu terdiri atas tiga tangki yang bertekanan dan dibungkus (Composite overwrapped pressurized vessel) dan pecahan kontrol panel atau sistem kontrol
roket bekas.
Adapun fungsi tangki tersebut untuk menampung helium yang digunakan untuk mengatur tenakan yang ada di roket tersebut.
Empat benda misterius yang jatuh di Sumenep dipamerkan di kantor pusat sains antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jalan dr Djundjunan, Kota Bandung, Jumat (7/10/2016). empat sampah antariksa itu terdiri atas tiga tangki yang bertekanan dan dibungkus (Composite overwrapped pressurized vessel) dan pecahan kontrol panel atau sistem kontrol roket.
"Berat masing-masing tangki itu sekitar 100 kilogram. Sedangkan kontrol panelnya lima kilogram. Tangki itu dalam keadaan kosong karena heilum itu mudah merembes," kata Rhorom Priyatikanto, Peneliti Bidang Astronomi dan Astrofisika Lapan, di kantor pusat sains antariksa Lapan, Jalan dr Djundjunan, Kota Bandung, Jumat (7/10/2016).
Berdasarkan hasil identifikasi itu, kata Rhorom, dapat dipastikan jika sampah antariksa tersebut tidak memiliki dampak yang berbahaya untuk lingkungan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Ia pun menyebut jika tak ada kandungan radioaktif pada sampah antariksa tersebut.
"Roket yang dibuat akhir-akhir ini tidak mengandung radioaktif. bahan bakarnya kerosin seperti avtur. Dan seandainya kalau ada sisa, jatuh ke laut tidak masalah karena jumlahnya tidak terlalu banyak," kata Rhorom.
Berikut foto-foto yang diabadikan wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci: