Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menelusuri Jejak Dimas Kanjeng di Samarinda, Pengikutnya Sudah 300 Orang, Rutin Gelar Pengajian

Seluruh aktivitas di Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Taklim Darul Ukhuwah, Samarinda, sementara dihentikan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Menelusuri Jejak Dimas Kanjeng di Samarinda, Pengikutnya Sudah 300 Orang, Rutin Gelar Pengajian
Surya/Ahmad Zaimul Haq
MENJALANI PEMERIKSAAN - Dimas Kanjeng Taat Pribadi berjalan menuju ruang pemeriksaan di Subdit I Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Jawa Timur, Surabaya, Rabu (28/9/2016). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Seluruh aktivitas di Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Majelis Taklim Darul Ukhuwah, Samarinda, sementara dihentikan.

MUI Samarinda, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Samarinda, Polresta Samarinda, pihak Kecamatan Sungai Kunjang dan kelurahan setempat memutuskan menutup aktivitas yayasan yang terletak di Jalan Ir Sutami, Kamis (6/10/2016).

Sekitar pukul 09.00 Wita, beberapa perwakilan instansi dan lembaga mendatangi lokasi untuk menyampaikan penghentian sementara aktivitas Yayasan.

Sayangnya, Sultan Agung Ustaz Sumaryono selaku pimpinan tak ada di lokasi.

Penutupan sementara aktivitas pihak Yayasan diwakili pengurus, yakni Muslim Habibi dan Mursalim.

Penghentian sementara seluruh aktivitas majelis taklim ini tertera dalam kertas karton berukuran besar yang tertempel di depan gedung majelis talim tersebut.

Kapolsekta Sungai Kunjang, Kompol Apri Fajar Hermanto, menjelaskan majelis taklim tersebut tidak ditutup, hanya aktivitasnya yang dihentikan sementara, seperti pengajian.

Berita Rekomendasi

"Tidak ditutup, hanya menghentikan aktivitasnya sementara, hingga ada keputusan dari MUI. Kepolisian nantinya akan memonitor aktivitas majelis taklim ini," ujar Apri.

Ia berujar, penghentian sementara karena warga sekitar tidak nyaman atas aktivitas majelis taklim yang telah berdiri sejak 2011 silam itu.

"Yang ikut kegiatan di majelis taklim ini bukan warga sekitar, dan warga memang merasa tidak nyaman dengan aktivitas di majelis ini," ia menambahkan.

Jejak Dimas Kanjeng

Yayasan ini tak kurang memiliki 300 anggota yang setiap Rabu malam mengadakan pengajian.

Yayasan ini memiliki dua bangunan, yakni satu rumah memanjang ke belakang dan aula yang cukup luas untuk berkumpul dan mengaji.

Di aula tersebut terdapat sejumlah foto ulama besar, lalu foto pimpinan majelis taklim yang tak lain Sultan Agung Ustaz Sumaryono.

Warga menduga Suamryono koordinator Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Samarinda, Kalimantan Timur.

Warga sekitar pernah melihat dua foto berukuran besar Dimas Kanjeng tegak terpampang, sebelum ia ditangkap personel gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jawa Timur.

Setelah Dimas Kanjeng ditangkap, foto dirinya langsung diturunkan.

Ukiran Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng di di gapura majelis taklim pun dihilangkan pengurusnya.

"Sebelum ditangkap masih ada foto besar Dimas Kanjeng Taat Pribadi di depan pagar," ujar Ketua RT 22, Neneng, Rabu (5/10/2016).

Biasanya pengajian di Yayasan ini dimulai pukul 19.30 Wita sampai pukul 23.00 Wita.

Warga sekitar tidak mengikuti kegiatan tersebut, dan kebanyakan anggota jemaah dari luar lingkungan.

"Bukan warga sini pengikutnya, kalau sedang pengajian bisa sampai tengah malam menggunakan pengeras suara. Yang datang ke majelis taklim ada yang menggunakan motor hingga mobil," ungkap dia.

"Dimas Kanjeng Taat Pribadi terakhir kali datang ke Samarinda ke majelis taklim ini pada 8 November tahun lalu, sekaligus pengukuhan pengurus majelis taklim."

"Saya pernah diberikan surat pemberitahuan tentang kedatangan Dimas Kanjeng," Neneng menambahkan. (Christoper Desmawangga)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas