Kisah Nenek Pujo, Jual Kue untuk Biaya Berobat Suaminya Tercinta
Ia berjualan lantaran suaminya yang bernama Pujo (70) mengalami sakit gula dan katarak.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Magang Tribun Jogja, Winda Rahayu
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Mbah Pujo begitu ia sering dipanggil.
Perempuan yang sudah berumur 78 tahun ini setiap harinya berjualan pisang goreng, pisang godok, nogosari dan arem-arem.
Setiap hari ia berjualan di sekitaran kampus UIN Sunan Kalijaga.
Ia berjualan lantaran suaminya yang bernama Pujo (70) mengalami sakit gula dan katarak.
Dari jam 09.00 sampai jam 12.00 WIB, Mbah Pujo sudah mulai berkeliling untuk menjual gorengannya.
Gorengan yang ia jual dihargai Rp 2.500 per biji.
Ia berkata suaminya sudah sakit sejak satu tahun yang lalu, namun karena keadaan ekonomi baru sebulan ini dirawat di rumah sakit.
"Sampun setunggal taun sakit gula kaleh katarak, sakniki sampun dibeto wangsul, tapi dereng dioperasi mergone gulane dereng medun (Sudah setahun ini suami sakit gula dan katarak, sekarang sudah dibawa pulang (dari rumah sakit) tapi belum dioperasi karena kadar gulanya belum turun)," ujarnya menggunakan bahasa Jawa halus.
Demi kesembuhan sang suami, Mbah Pujo tak kenal lelah bangun pagi jam 02.00 WIB untuk menyiapkan dagangannya.
Dengan tenaga yang masih ia miliki Mbah Pujo selalu menawarkan dagangannya ke setiap orang yang baru saja ataupun mau berbelanja dari CK maupun Indomaret.
"Nek dereng telas nunggu teng mriki, pun kesel pun tuek (kalau belum habis daganhnya menunggu di sini, capek sudah tua soalnya," tambahnya, Jumat (7/10/2016). (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.