Pascamelahirkan Khaerunnisa Tampak Sehat, Tapi Mendadak Diminta Operasi Hingga Akhirnya Meninggal
Saat ini keluarga korban terus melakukan protes terhadap pelayanan RS tersebut.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Timur, Iramayansari
TRIBUNNEWS.COM, BARRU - Kematian Khaerunnisa (19) pasien RSUD, Magganjeng, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Kamis (22/9/2015) lalu diniliai tidak wajar.
Keluarganya bahkan menilai bahwa Khaerunnisa adalah korban malpraktek oleh salah satu dokter kandungan di RSUD itu.
Saat ini keluarga korban yang berasal dari Jl Pramuka, Kelurahan Tuwung Kecamatan Barru terus melakukan protes terhadap pelayanan RS ini.
"Kami tidak terima pelayanan di RS itu. Kami rencana akan mengusut kasus ini hingga terbukti bahwa ini adalah tindakan malpraktek," kata keluarga korban Ria ke TribunTimur.com, Senin (10/10/2016).
Khaerunnisa adalah pasien yang melahirkan di RSUD Barru, Kamis (22/9/2016).
Usai melahirkan bayi laki-laki, Khaerunnisa dalam keadaan sehat.
Namun tiba-tiba keluarga dikagetkan atas keputusan dokter yang buru-buru meminta Nisa untuk dikurek.
"Katanya ada plasenta yang tertinggal di rahim, makanya dokter tiba-tiba minta pasien untuk dikurek," jelas Ria.
Setelah diyakinkan oleh dokter, keluarga pun menyetujui tindakan tersebut.
Usai dikurek, justru kondisi Nisa semakin parah, perutnya membengkak dan tidak sadarkan diri.
Tak lama, dokter kembali lagi lalu meminta Nisa melakukan operasi pengangkatan rahim.
"Dokter bilang ada pendarahan di rahim dan harus segera diangkat rahimnya, kalau tidak nyawa pasien tidak akan terselamatkan," ucap Ria.
Karena khawatir, keluarga Khaerunnisa berencana meminta surat rujuk ke RS Parepare.