Bandara Ngurah Rai Gelar Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat
Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ini dilakukan dalam rangka hari Dirgantara Raharja ke-89 PT Angkasa Pura I (Persero)
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Pihak Bandara Ngurah Rai melakukan simulasi penanggulangan keadaan darurat, Selasa (18/10/2016).
Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ini dilakukan dalam rangka hari Dirgantara Raharja ke-89 PT Angkasa Pura I (Persero).
500an personel, yang terdiri dari Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari Angkasa Pura I, Perum LPPNPI, TNI/Polri, Basarnas, pemadam kebakaran, serta rumah sakit di sekitar Denpasar yang ikut dalam latihan.
Mobil pemadam kebakaran dengan sirene berbunyi kencang lalu lalang mengangkut air, kemudian menyusul mobil ambulans yang melaju dengan kecepatan kencang.
Itu dengan adanya kobaran api di ujung landasan, yang bersumber dari Pesawat Angkasa Air jenis Airbus A-330 seri 300 PK – DPS dengan nomor penerbangan DPS 089 rute Australia menuju Denpasar mengalami gangguang teknis ketika landing.
Akibatnya, pesawat yang mengangkut 200 orang tersebut mengalami crash dan tergelincir saat landing dan tergelincir di runway 27.
Akibat kejadian tersebut, dari data manifest yang dilakukan sebanyak 25 orang meninggal dunia, 45 orang mengalami luka berat, sisanya mengalami luka ringan.
Kegiatan ini merupakan latihan terpadu berkala dan berkesinambungan untuk menguji fungsi koordinasi, komunikasi, dan komando antarunit dan instansi sesuai dengan Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandara dan Dokumen Program Keamanan Bandar Udara.
"Kegiatan ini juga untuk melatih dan memantapkan kemampuan personel sesuai dengan bidang tugas masing-masing,” jelas Direktur Utama Angkasa Pura I Danang S Baskoro di Bali, Selasa (18/10/2016).
Latihan PKD ini tidak hanya latihan untuk penanganan pada kecelakaan pesawat atau aircraft crash saja, namun juga dilakukan simulasi kebakaran gedung atau domestic fire dan juga teror bom di bandara atau aviation security exercise.
Terdapat hal yang unik di dalam latihan teror bom, yakni skenario latihan dibuat secara tertutup sehingga personil tidak diberi tahu kapan dan dimana akan melakukan aksinya.
“Hal ini untuk melihat bagaimana kesiapan para personil jika sewaktu – waktu hal tersebut terjadi, sehingga segala sesuatunya dibuat secara real," ujar Danang. (ang)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.