Tim Sepak Bola Riau Angkat Koper Lebih Awal di Peparnas XV
Tim sepak bola Riau menjadi tim yang pertama angkat koper di cabang olah raga sepak bola pada perhelatan Peparnas XV 2016 di Jawa Barat.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim sepak bola Riau menjadi tim yang pertama angkat koper di cabang olah raga sepak bola pada perhelatan Peparnas XV 2016 di Jawa Barat.
Mereka pulang setelah menelan kekalahan dari Jawa Timur dengan skor 2-0 pada laga di Lapangan Progresif, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (18/10/2016) sore.
Dua gol tim Jatim dicetak Bambang Subiantoro di menit 19 dan 49. Pemain nomor punggung 10 ini menutup kemenangan tim melalui titik penalti.
Pelatih M Subra tampak lesu usai timnya menelan kekalahan. Para penggawa tim Riau duduk sambil menundukkan kepala di pinggir lapangan.
Pemandangan yang berbeda di kubu tim Jatim yang bersuka cita meraih kemenangan itu. Penggawa dan pelatih Jatim berfoto merayakan kemenangan perdana mereka.
Pantauan Tribun Jabar, pemain tim Riau mendengarkan Subra yang terlihat memberikan motivasi dan nasihat. Mereka baru keluar lapangan menuju ruang ganti setelah suasana lapangan sepi.
Subra tak banyak bicara ketika dimintai tanggapannya. Ia menganggap timnya kurang beruntung dalam menjalani dua laga di babak penyisihan grup.
"Kami main baik, tapi penyelesaian kami kurang. Anak-anak juga kelelahan dan masih tegang setelah kalah kemarin," kata Subra.
Manajer Tim Riau, Firmansyah, mengatakan anak-anak pulang dengan kepala tegak meski tak lolos babak penyisihan. Timnya kalah bukan karena kemampuan, tapi terganjal aturan.
"Klasifikasi pemain yang diperbolehkan main tidak sesuai aturan. Yang seharusnya turun adalah kategori Cerebral Palsy (CP) dengan klasifikasi lima (berat) sampai delapan (ringan)," ungkap dia.
Lalu, lima pemain yang bertanding pun diatur. Setiap tim harus memainkan seorang pemain CP dengan klasifikasi 5-6, dua pemain CP dengan klasifikasi 7, satu pemain CP dengan klasifikasi 8, dan seorang penjaga gawang dengan klasifikasi sebagai penyandang tuna daksa.
"Tim lawan kami rata-rata 7-8. Sedangkan kami sesuai aturan dan pedoman sepak bola paragames di Singapura," Firmansyah menjelaskan.
Kegagalan tim sepak bola Riau bukan menjadi beban. Kegagalan ini sebagai titik awal untuk sungguh-sungguh membina atlet difabel cabang sepak bola yang memang baru dipertandingkan di Peparnas XV.
"Peparnas di Riau 2012, sepak bola belum ada. Tapi adanya futsal. Nah ini tim baru dan mereka bukan pemain futsal. Makanya ke depan akan dikembangkan lagi untuk 2020," ucap Firmansyah.
Pelatih Tim Jatim, Nurdin Lubis, mengatakan para pemainnya berhasil mengikuti intruksi dan stretegi yang telah disiapkan di atas lapangan. Ia puas dengan hasil ini meski harus berteriak dari pinggir lapangan.
"Lawan kami ini main bagus ketika lawan Jateng. Makanya kami berpikir keras untuk bisa dapat kemenangan," ujar Nurdin.
Nurdin optimistis bisa mengimbangi permainan tim Jateng yang banyak dihuni pemain timnas. Kemenangan atas Riau menjadi modal awal untuk melawan tim Jateng.
"Kami tim yang persiapannya dua hari dan pemain kami tidak pernah main di timnas. Hanya dua pemain kami yang waktu kecilnya ikut sekolah sepak bola," ucap Nurdin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.