Kapal Cruise Silver Discoverer Sambangi Banyuwangi
Kapal tersebut membawa rombongan wisatawan dari berbagai negara, dan singgah selama satu hari di Banyuwangi dalam tur wisatanya ke beberapa daerah
Editor: Eko Sutriyanto
“Di Kemiren para wisatawan kami ajak untuk menyusuri sawah, berbaur dengan penduduk desa, melihat secara langsung aktivitas keseharian warga, dan mengenal budaya Using dari dekat,” ujar Mudzi.
Selepas menikmati pesona Banyuwangi, lanjut Mudzi Kapal Pesiar akan melanjutkan tur wisatanya dengan mengunjungi Probolinggo, Pulau Madura dan berakhir di Sumatera pada 14 November mendatang.
Sementara itu General Manager Pelindo III Tanjungwangi, Bangun Swastanto Baharudin menambahkan kedatangan kapal pesiar dengan kapasitas 5218 GRT itu telah melalui persiapan matang yang panjang sejak satu tahun lalu.
Baik terkait perijinannya maupun survey kelayakan pelabuhan dan destinasi wisata. Untuk destinasi wisata, Banyuwangi dinilai memiliki destinasi yang beragam dan menarik.
"Masuknya cruise ke Banyuwangi ini telah kami nantikan sejak 2 tahun lalu. Ini juga menjadi jawaban jika Banyuwangi sangat potensial untuk disinggahi kapal pesiar internasional. Target kami tahun 2018 mendatang Marina Boom bisa dioperasionalkan agar semakin banyak kapal pesiar masuk ke Banyuwangi meramaikan pariwisata daerah,” kata Bangun.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, MY. Bramuda kunjungan wisata ke Banyuwangi terus meningkat dengan signifikan setiap tahunnya. Di tahun 2014, kunjungan domestik tercatat 1,6 juta dan melesat di tahun 2015 menjadi 2,3 juta pengunjung.
Sementara kunjungan wisatawan asing tercatat 30 ribu pada 2014 dan naik menjadi 40 ribu pada 2015.
Di tahun 2016, Banyuwangi mennargetkan ada 50 ribu turis masuk ke Banyuwangi untuk berwisata.
Dijadwalkan pada tahun 2017 mendatang, Cruise Asia juga akan membawa beberapa kapal pesiar besar untuk kembali singgah di Banyuwangi.
"Diharapkan ini menjadi pemicu bagi kunjungan kapal-kapal pesiar lainnya ke Banyuwangi. Sebab destinasi wisata di Banyuwangi beragam, ada pantai, gunung, perkebunan kopi dan kesenian tradisi yang masih kental," pungkas Bramuda.