Sepinya Jalan Dago Bandung pada Tengah Malam Memicu Aksi Pembegalan
Pengguna jalan lalu lalang setiap hari dan setiap waktu melalui Jalan Dago. Namun, kata dia, suasana jalan tersebut sepi pada jam-jam tertentu.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
"Apalagi kalau dari atas, itu enak sekali. Kaburnya juga bisa lewat Jembatan Pasopati," ujar Cecep.
Pendapat yang sama juga diutarakan tukang ojek di persimpangan RS Borromeus, Ape (43). Ia pun menilai Jalan Dago rawan terjadi aksi pembegalan meski terdapat lampu penerangan jalan umum (PJU) berdiri di atas pembatas jalan.
"Saya sendiri sudah tidak berani lagi mangkal 24 di sini. Soalnya sepi, jam 20.00 WIB, saya sudah pulang. Kalau dulu masih berani karena masih banyak yang mau mangkal," kata Ape.
Ape mengatakan, wajar saja jika terjadi aksi pembegalan di Jalan Dago pada dini hari. Tak hanya begal, ia menyebut, beberapa aksi kejahatan pun terjadi pada siang hari.
"Jambret beberapa kali terjadi di Jalan Dago, tapi sudah lama kejadiannya," kata Ape yang tidak ingat peristiwa itu.
Sepinya Jalan Dago pada dini hari, kata Ape, memang harus menjadi perhatian aparat kepolisian. Jika perlu, aparat kepolisian selalu siaga mulai di persimpangan Dago dan persimpangan Cikapayang.
"Yah namanya kejahatan itu bisa terjadi di mana saja kalau ada kesempatan," kata Ape.
Sebelumnya seorang mahasiswa nyaris menjadi korban begal di Jalan Ir Juanda, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Kamis (20/10/2016) dini hari.
Mahasiswa yang belakangan diketahui bernama Rizal Aziz Muhammad (22) itu hanya mengalami luka bacok di badannya.
Ia berhasil lolos dari aksi pembegalan setelah memacu kendaraannya sampai ke persimpangan Fago.
Rizal bersama temannya dibuntuti pelaku begal sepulang dari kampusnya sekitar pukul 00.00 WIB. (cis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.