Sepinya Jalan Dago Bandung pada Tengah Malam Memicu Aksi Pembegalan
Pengguna jalan lalu lalang setiap hari dan setiap waktu melalui Jalan Dago. Namun, kata dia, suasana jalan tersebut sepi pada jam-jam tertentu.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Berbagai jenis kendaraan bermotor memadati dua jalur Jalan Ir Juanda, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Kamis (20/10/2016) sore. Antrean kendaraan di Jalan Ir Juanda terlihat di beberapa titik.
Antara lain, persimpangan Cikapayang dari arah Dago atas menuju Jalan Merdeka, depan Rumah Sakit Borromeus, pertigaaan Jalan Siliwangi, dan persimpangan Dago dari arah Jembatan Pasopati menuju Dago Atas.
Kendaraan yang melintasi jalan yang menghubungkan Kota Bandung dengan kawasan Bandung Utara (KBU) itu tidak bisa memacu kendaraannya. Setiap kendaraan berjalan lambat dengan kecepatan 30 km/jam.
Jalan Ir Juanda memang salah satu jalur utama di Kota Bandung. Jalan itu merupakan akses menuju sejumlah perguruan tinggi yang ada di Kecamatan Coblong. Di antaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, dan beberapa perguruan tinggi swasta.
Jalur yang dikenal masyarakat Kota Bandung sebagai Jalan Dago itu juga menjadi akses menuju permukiman dan tempat wisata di KBU.
Ediyanto (60), pedagang kios rokok di seberang Pasar Dago mengatakan, Jalan Dago memang selalu ramai setiap harinya.
Menurutnya, pengguna jalan lalu lalang setiap hari dan setiap waktu melalui Jalan Dago. Namun, kata dia, suasana jalan tersebut sepi pada jam-jam tertentu.
"Kalau sudah jam 01.00 WIB, Jalan Dago ini sepi banget. Hanya di tempat-tempat tertentu seperti di persimpangan dago yang masih ramai kegiatan masyarakat.," kata Edi kepada Tribun, kamis (20/10/2016).
Pria yang berjualan rokok di pinggir jalan selama 25 tahun itu mengatakan, Jalan Dago mulai kembali ramai pukul 04.00 WIB. Sebab banyak masyarakat mulai beraktivitas terutama berangkat ke Pasar Dago.
"Kalau di persimpangan Dago memang selalu ramai, tapi kalau di persimpangan Cikapayang memang sepi walau jam 04.00 WIB juga. Makanya sering terjadi kejadian (begal) di sana. Kalau setelah persimpangan (cikapayang) sampai persimpangan Dago, belum pernah tahu," kata Edi.
Hal senada juga dikatakan pemilik kios rokok di depan Kantor Graha Equity Life, Cecep Awaludin (36). Ia mengatakan, meski Jalan Dago mulai sepi pengguna jalan pukul 01.00 WIB, namun lampu penerangan jalan berfungsi dengan baik.
"Walau sepi, jalan ini jadi akses mahasiswa pulang malam ke tempat indekosnya. Soalnya kalau lewat Jalan Monumen Juang, lebih sepi lagi dan gelap," kata Cecep.
Cecep yang berjualan sejak 2000 ini mengaku belum pernah melihat pelaku begal beraksi di Jalan Dago. Namun tak menutup kemungkinan para begal beraksi di Jalan Dago menyusul kondisi jalannya yang lurus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.