Kak Rian Tewas Diduga Kena Serangan Jantung saat Berduaan di Pondok Wisata
Pria yang bekerja sebagai sopir traktor itu mengalami serangan jantung hingga harus dilarikan ke rumah sakit dan menghembuskan nafas terakhir.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - I Made S alias Kak Rian (65) asal Banjar Kesiut Kawan Kaja, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali tewas ketika sedang asyik berduaan di Pondok Wisata Made di Banjar Buruan Kelod, Desa Buruan Tabanan.
Pria yang bekerja sebagai sopir traktor itu mengalami serangan jantung hingga harus dilarikan ke rumah sakit dan menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan.
Berdasarkan keterangan Kasubag Humas Polres Tabanan AKP I Putu Oka Suyasa, kejadian bermula pada Minggu (22/10/2016) sekitar pukul 19.00 Wita.
Korban I Made S menjemput Ni Wayan S alias Men Suryanto (59) yang merupakan teman korban di pinggir jalan depan rumah di Banjar Buruan Kelod, Desa Buruan.
Men Suryanto yang kesehariannya bekerja sebagai buruh pembuat batako kemudian diajak ke Pondok Wisata Bagus dan masuk ke kamar nomor dua.
Sekitar pukul 19.30 Wita, saat berada di dalam kamar, I Made S mengeluh panas dan membuka celana panjang yang digunakan namun masih tetap memakai celana dalam dan baju kaos.
Saat keduanya tidur-tiduran sambil mengobrol, tiba-tiba korban terlihat sesak napas.
Melihat hal tersebut, Men Suryanto memanggil karyawan Pondok Wisata Bagus, Kadek Widiasih dan bersama-sama mengecek keadaan korban.
Melihat kondisi korban yang sulit bernapas, saksi Kadek Widiasih menghubungi rekannya Gusti Eka Laksana dan menghubungi ambulans BRSU Tabanan.
Dengan menggunakan ambulans, korban dibawa ke BRSU Tabanan.
Tiba di BRSU Tabanan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
"Keduanya bukan suami istri, bahkan korban sudah memiliki istri. Untuk yang perempuan saya kurang tahu apakah masih memiliki suami," kata Kasubag Humas Polres Tabanan AKP I Putu Oka Suyasa, Senin (24/10/2016).
Berdasarkan pemeriksaan dokter dan petugas kamar jenazah BRSU Tabanan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia karena serangan jantung dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Kematian korban diperkirakan tidak lebih dari dua jam karena belum ada lebam mayat, tidak kaku dan kondisi tubuh mayat masih hangat. Saat olah tempat kejadian juga tidak ditemukan adanya obat kuat atau sejenisnya," jelasnya.
AKP Suyasa menambahkan, berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban sebelumnya sering mengeluh dada sakit atau sering mengalami sesak napas sejak dua tahun yang lalu.
Namun, korban tidak mau berobat atau diperiksa oleh dokter dengan alasan tidak berani disuntik.