Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pernah Tertipu, Pria Asal Lamongan Ingin Menjadi Dimas Kanjeng

Tak sedikit orang di Lamongan yang meniru “kemampuan” Dimas Kanjeng Taat Pribadi, dukun pengganda uang asal Probolinggo, Jawa Timur.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Pernah Tertipu, Pria Asal Lamongan Ingin Menjadi Dimas Kanjeng
Surya/Hanif Manshuri
Sampurno (42), warga Warukulon, Kecamatan Pucuk, mengaku sebagai dukun pengganda uang ditangkap Resmob Polres Lamongan, Jawa Timur, Rabu (26/10/2016). SURYA/HANIF MANSHURI 

Laporan Wartawan Surya, Hanif Manshuri

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Tak sedikit orang di Lamongan yang meniru “kemampuan” Dimas Kanjeng Taat Pribadi, dukun pengganda uang asal Probolinggo, Jawa Timur.

Sebelumnya, Sali Saleh (51), asal Pangkatrejo, Kecamatan Lamongan, ditangkap karena menipu politikus Demokrat, Elham Rohmanto, dengan modus penggandaan uang.

Kali ini giliran Sampurno (42). Warga Warukulon, Kecamatan Pucuk, ini diamankan anggota Resmob Polres Lamongan karena ingin tenar menjadi dukun pengganda uang.

Baca: Mantan Caleg Demokrat Tertipu Dimas Kanjeng Asal Lamongan, Hatinya Hancur

Uniknya, Sampurno bisa “menggandakan uang” setelah ia pernah menjadi korban penipuan warga Malang, bahkan perkaranya sampai ke persidangan pada 2014.

Pengalaman buruk itu justru Sampurno praktikkan untuk mencari mangsa lain. Korban Sampurno sebenarnya banyak, namun baru Sudarmanto yang melaporkannya ke polisi.

Berita Rekomendasi

Mayoritas korban Sampurno mengumpulkan uang terlebih dulu, baru disetor ke kepadanya. Dari tangan Sudarmanto dan tetangganya yang ikut menyetor uang, Sampurno meraup puluhan juta rupiah.

"Setiap kali gagal menggandakan uang, Sampurno selalu minta agar para korban menambah mahar," kata Paur Subbag Humas, Ipda Raksan kepada Surya, Rabu (26/10/2016).

Cara yang dipraktikkan tersangka hampir sama dengan para penipu pengganda uang lainnya. Ia mengawalinya dengan membaca salawat, surat-surat pendek hingga peralatan kotak, tikar dan kertas karton, untuk meyakinkan korban.

Tak lupa ritual membakar kemenyan, dupa di dalam kamar gelap pribadinya. Ia melarang korbannya membuka kotak ajaib sebelum ada perintah darinya.

Ada juga kotak yang tidak boleh dibuka sebelum parfum atau minyak wangi dalam botol kecil di dalam kotak habis. "Sampai kapan parfum dalam botol itu bisa habis, kalau tidak dimanfaatkan," kata Raksan.

Sayangnya Sampurno tutup mulut saat ditanya seputar aksi penipuannya ala Dimas Kanjeng Taat Pribadi. "Ya begitu itu, red," kata Sampurno singkat.

Sampurno tak ingat berapa banyak orang yang menjadi korbannya. Polisi berharap kepada masyarakat yang menjadi korban Sampurno tidak segan-segan melapor ke polisi.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas