Kampung Jarak Setelah Dolly Ditutup, Menggeliat Menjadi Kampung UMKM
Prostitusi Dolly-Jarak memang menyimpan sejuta cerita, namun di balik ditutupnya bisnis esek-esek itu pada 2014 lalu kini warga tampil berbeda.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Prostitusi Dolly-Jarak memang menyimpan sejuta cerita, namun di balik ditutupnya bisnis esek-esek itu pada 2014 lalu kini warga tampil berbeda.
Ya, kawasan eks lokalisasi terbesar di Asia Tenggara ini, kini berubah wajah menjadi Kampung UMKM.
Sedikitnya ada enam kampung baru yang disulap menjadi sentra bisnis UMKM.
Warga yang dulunya tergantung pada dunia malam, kini telah sukses dengan hasil jerih payah yang halal.
Mulai dari sekedar bisnis toko kelontong hingga bisnis yang cukup besar seperti Orumy.
Mislanya Hariani. Perempuan ini telah sukses dalam memasarkan olahan minuman Orumy kepada masyarakat.
Minuman jenis olahan yang terbuat dari bahan baku rumput laut ini, kini mulai melejit namanya di pasaran.
Produk yang cukup sederhana ini, dikemas menjadi modern dengan tampil yang menarik yang telah dipasarkan hampir ke seluruh daerah di Indonesia.
Meski belum punya tempat untuk menjual produk olahan, istri dari Ketua RT 3 RW 3 Sarbani ini, telah memasarkannya melalui media sosial.
Bersama enam perempuan warga Putat lainnya, Hariani setiap hari memproduksi hampir 50 kilogram rumput laut.
Bahan baku yang diperolehnya ini pun cukup mudah, ia bisa mendapatkannya di daerah manapun.
"Saya belinya yang rumput laut kering, kemudian baru diolah sedemikian rupa," katanya kepada Surya.co.id, Senin (7/11/2016).
Olahan rumput laut ini kata Hariani, tidak menggunakan bahan pengawet. Sehingga, produk Orumy hanya bisa bertahan empat hari dengan suhu udara biasa.
Namun, bila produk olahan ini dimasukkan ke dalam lemari es, bisa bertahan cukup lama.