Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bikin Kaget, Trenyuh dan Panen Doa, Kakek Asal Jember Ini Disebut-sebut Kalahkan Anak Muda

Seorang kakek renta umur 95 tahun menjadi buah bibir, bikin kaget dan takjub netizen. Meluncurlah doa-doa dan harapan untuk kemuliaan si kakek ini.

Penulis: Robertus Rimawan
zoom-in Bikin Kaget, Trenyuh dan Panen Doa, Kakek Asal Jember Ini Disebut-sebut Kalahkan Anak Muda
kompas.com/ahmad winarno
Kakek Zubair (95), warga Dusun Klanceng, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, menyambung hidupnya dengan berjualan tahu di usianya yang sudah renta 

Seperti ini kisahnya.

Usianya sudah renta, demikian pula dengan fisiknya.

Namun, sore itu, kakek Zubair (95), warga Dusun Klanceng, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyusuri jalan raya sambil memikul jualannya.

Sesekali dia beristirahat sambil mengusap peluh yang bercucuran dari dahinya.

“Guleh ampon seppo, Nak, sakeng e jekajeh terus ajuelen kaangguy kabotoan (saya sudah tua, Nak, tetapi saya harus terus berjualan untuk kebutuhan hidup sehari-hari),” ujarnya, Selasa (8/11/2016) sore.

Sudah lama Zubair menjadi penjual tahu keliling. Bahkan, dia mengaku lupa berapa lama sudah berjualan.

“Poloan tahon ampun nak ajuelen, enggi ajelen sokoh kauleh, ampon mulai lambek ajelen (sudah puluhan tahun, Nak, saya berjualan, ya jalan kaki saya kalau jualan, jadi sudah dari dulu jalan kaki),” ujarnya dengan tersenyum.

Berita Rekomendasi

Setiap harinya, Zubair berangkat berjualan tahu goreng sekitar pukul 15.00 WIB, dan baru pulang ke rumahnya pukul 01.00 WIB dini hari.

“Saben are biasanah lastareh shalat ashar, guleh berangkat ajejeh tahu, paleman sampek ka compok pokol 1 malem (biasanya setiap hari, sesudah shalat ashar saya berangkat berjualan tahu, dan baru pulang dan tiba di rumah sekitar pukul 01.00 dini hari),” ujarnya.

Jarak yang bisa ditempuh Zubair saat berjualan keliling setiap harinya sekitar 40 kilometer.

“Ya, saya jalan kaki sambil memikul dagangan tahu ini,” katanya dengan bahasa daerah.

Jika tahunya terjual habis, Zubair hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp 16.000. Dia hanya mengambil keuntungan Rp 200 dari satu tusuk yang berisi tiga tahu.

“Tidak masalah, Nak, meskipun hasilnya sedikit tetapi barokah dan halal. Daripada banyak tetapi tidak barokah, buat apa,” ujarnya.

Tahu yang dijual Zubair bukanlah milik sendiri, melainkan milik juragannya. Dia hanya menjajakan tahu tersebut dengan sistem setoran.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas