Setiap Hari Nelayan di Tanjungdewa Terpaksa Menarik Kapal
Ibrahim, satu nelayan mengaku setiap harinya terpaksa menarik perahunya dari muara sungai Batakan.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Mukhtar Wahid
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Pendangkalan yang melanda muara Sungai Batakan di Desa Tanjungdewa, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut, Provinsi Kalimantan Selatan, dikeluhkan nelayan setempat.
Itu karena setiap air surut, nelayan yang memiliki kapal besar tak bisa membawa kapalnya memasuki muara sungai Batakan untuk menambatkan kapal dan menurunkan hasil tangkapan ikan mereka.
Ibrahim, satu nelayan mengaku setiap harinya terpaksa menarik perahunya dari muara sungai Batakan.
Dia harus berpacu dengan waktu agar kapalnya bisa masuk ke Sungai Batakan menuju dermaga tambat di dekat SPBN Batakan, untuk menurunkan hasil tangkapan udang.
Akibat berkejaran dengan waktu pasang surut air di muara sungai Batakan itu, Ibrahim mengaku hasil tangkapan udang di perairan Tabanio tak maksimal.
Ibrahim berharap pemerintah Kabupaten Tanahlaut melakukan pengerukan endapan sindemin pasir di muara sungai Batakan. Ini agar kapal nelayan di dua desa, yaitu Batakan dan Tanjungdewa bisa melintas meski kondisi air laut sedang surut.
"Selama ini, jika air surut saya terpaksa menarik kapal saya. Ini hampir sejauh satu kilometer mendekati muara sungai hingga tiba di dermaga tambat dekat SPBN Batakan. Itu setiap hari saya lakukan jika kondisi perairan tak pasang," ujarnya. (*)