Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dari Memijat, Pria Banyuwangi Ini Bisa Terbang ke Swedia dan Keliling Nusantara

Achmad Jumali (62), warga Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi yang memiliki keahlian memijat secara turun temurun dari keluarganya.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Dari Memijat, Pria Banyuwangi Ini Bisa Terbang ke Swedia dan Keliling Nusantara
kompas.com/ira rachmawati
Jumali (kiri) saat memijat seorang pasien di rumahnya. 

Laporan Wartawan Kompas.com, Ira Rachmawati

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Jangan pernah menyepelekan pekerjaan seseorang. Sebab, apabila dikerjakan dengan tekun dan benar, pekerjaan apapun bisa membuat seseorang berhasil mewujudkan hal-hal yang bahkan dulu tidak pernah diangan-angankan.

Hal ini seperti dialami Achmad Jumali (62), warga Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi yang memiliki keahlian memijat secara turun temurun dari keluarganya.

Meski seringkali pekerjaan itu dipandang sebelah mata oleh banyak orang, namun keahlian itulah yang membuat kakek lima cucu ini bisa terbang ke Swedia dan keliling Indonesia.

Seperti dikutip dari Kompas.com, pria yang akrab dipanggil Haji Jumali ini menjelaskan bahwa kemampuannya memijat sudah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyangnya.

Jumali adalah generasi ke lima di keluarganya yang menjalankan pekerjaan tersebut.

"Sebelumnya kakek saya, bapak dan juga kakak saya yang paling tua. Tapi mereka sudah meninggal. Di atas masih ada mbah buyut semuanya ahli memijat," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Setiap hari, lanjut Jumali, minimal ada 50 pasien yang bertandang ke rumahnya untuk dipijat. Bahkan, ada tiga kamar yang dikosongkan untuk menginap pasien yang berasal dari luar kota.

Mereka yang datang rata-rata karena keseleo, patah tulang dan salah urat.

"Mau jam dua pagi mereka datang ya saya bukakan pintu. Kalau saya capek ya mereka saya suruh istirahat dulu dan pagi baru saya pijat," ceritanya.

Pasien yang datang ke rumahnya rata-rata berasal dari Bali, Jember, Situbondo, sampai Surabaya.

Lelaki yang memiliki tiga anak perempuan tersebut mengaku pernah diajak ke Swedia selama sebulan oleh langganannya pada tahun 2002.

Saat itu, langganannya yang berkewarganegaraan Swedia mengalami keseleo saat surfing di Bali bersama pasangannya, lalu Jumali dibawa ke Banyuwangi untuk dipijat.

"Alhamdulilah mereka sehat dan sembuh, dan saya diajak ke Swedia keliling-keliling di sana untuk mijat keluarga dan teman-temannya dibayar pakai dolar. Tapi saya nggak bisa bahasa Inggris, ada guide-nya," katanya sambil tersenyum.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas