Empat Orang KLM Cahaya Putih Abadi Tenggelam Belum Ditemukan
Tim SAR belum berhasil menemukan empat korban hilang yakni Hamzah, Nasir, Andi Patiroi dan Salam, akibat tenggelamnya KLM Cahaya Putih Abadi.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, MBAY - Tim SAR Kabupaten Selayar, Senin (21/11/2016), bergerak ke lokasi kecelakaan KLM Cahaya Putih Abadi di Laut Flores sekitar Pulau Lambegu, Selayar, Sulawesi Selatan.
Hingga pukul 17.30 Wita tim SAR belum berhasil menemukan empat korban hilang yakni Hamzah, Nasir (ABK), Andi Patiroi dan Salam (penumpang).
Pada Selasa (22/11/2016) Badan SAR Nasional akan menambah satu unit armada kapal dan 15 orang personel dari Basarnas Makassar ke lokasi untuk memperkuat tim SAR Kabupaten Selayar.
Demikian disampaikan Staf Pelaksana Kantor Unit Pelaksana Pelabuhan (KUPP) Marapokot, Deany Arisandi, Senin (21/11/2016) malam.
Pencarian hari pertama tim SAR Selayar tujuh orang hanya menyisir di sekitar lokasi tenggelamnya kapal. Pada Selasa (22/11/2016) area pencarian akan diperluas setelah Basarnas memastikan akan menambah satu kapal dan 15 personel dari Makassar ke lokasi untuk membantu pencarian para korban.
"Kapal layak berlayar. Tidak ada kelebihan muatan karena muatan masih di bawah muatan maksimal. Cuaca ketika kapal keluar dari Pelabuhan Marapokot, Jumat (18/11/2016), cerah. Laut juga teduh. Karena itu kami keluarkan izin untuk berlayar," jelas Deany.
KLM CPA cukup aman berlayar karena ada pelampung. Soal alat pemancar pemberi isyarat bahaya, Deany mengaku tidak ada karena untuk KLM (kapal layar motor) tidak diwajibkan.
Mengenai keberadaan empat penumpang di KLM CPA, Deany mengaku tidak tahu karena saat kapal berangkat pihaknya sudah menginstruksikan penumpang yang bukan pengantar ternak turun dari kapal.
"Ketika kapal mau berangkat kami turunkan tujuh orang. Sementara empat orang ini, menurut pemilik kapal sebagai kleder. Kalau dibilang kecolongan, mungkin kami kecolongan karena kecelakaan sudah terjadi. Tetapi kami benar-benar sudah meminta mereka turun," tegas Deany.
Keluarga Andi Pati Roi pasrah dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena anggota keluarga mereka jadi korban KLM CPA.
"Keluarga tadi duduk bersama dengan pemilik kapal. Semua orang beriman menyerahkan kepada Allah SWT. Kalau kecelakaan di darat, itu human error, namun jika kejadiannya di laut berhubungan dengan belayar sudah biasa," tutur saudara sepupu Andi Pati Roi, H. Ibrahim Yusuf, saat dihubungi Senin (21/11/2016) malam.
Ibrahim menjelaskan, Andi Patti Roi terhempas dari rakitan dan bisa diselamatkan. Namun, kemudian terhempas karena hempasan badai kedua kalinya sekitar pukul 07.00 Wita dan dia tidak bisa ditolong lagi.
Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas II Penfui Kupang, Maria Seran, Senin (21/11/2016) mengatakan, kondisi perairan NTT pada Jumat (18/9/2016) aman untuk kapal berlayar.
Maria menjelaskan hari itu cuaca di perairan utara Flores cerah berawan dengan arah angin Timur Laut Tenggara. Kecepatan angin 3 sampai 8 knot, dengan tinggi gelombang 0,25 sampai 0,5 meter, sehingga aman untuk kapal berlayar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.