Mahasiswa di Yogyakarta Tolak Pembangunan BIJB di Desa Sukamulya Majalengka
Perjuangan petani Desa Sukamulya, Majalengka, yang mempertahankan tanah mereka dari proyek Bandara Internasional Jawa Barat mendapat dukungan.
Penulis: Khaerur Reza
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Perjuangan petani Desa Sukamulya, Majalengka, yang mempertahankan tanah mereka dari proyek Bandara Internasional Jawa Barat mendapat dukungan.
Puluhan mahasiswa yang menamakan dirinya Solidaritas Perjuangan Agraria untuk Sukamulya (SPAS) menggelar orasi dan longmarch di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (23/11/2016) siang.
Mahasiswa gabungan berbagai macam organisasi ini membawa orang-orangan sawah dengan tulisan Papa Minta Saham.
Selain itu sambil membentangkan berbagai macam spanduk seperti 'Bebaskan petani Sukamulya,' 'Hentikan Militerisme' dan lainnya mereka melakukan orasi menolak rencana pembangunan bandara.
Kordinator aksi, Budiyanto, mengatakan bila rencana pembangunan ini terjadi maka akan mengancam penghidupan 5.500 jiwa serta sosial kebudayaan masyarakat yang akan hilang.
"Di sektor pertanian jika dalam satu hektare mengahsilkan gabah 7 ton maka dengan luas persawahan yang mencapai 700 hektare maka akan ada 4900 ton padi yang hilang," ujar dia.
Para mahasiswa ini tegas menolak dan meminta pembatalan proyek pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat.
Mereka juga meminta aparat menghentikan kriminalisasi terhadap rakyat dan membebaskan tiga petani Desa Sukamulya yang sudah ditangkap.
Para mahasiswa ini kemudian melanjutkan aksinua ke titik nol kilometer Yogyakarta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.