Antisipasi DBD, Dinkes Sekadau Rutin Lakukan Pengasapan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau gencar melakukan pengasapan untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau gencar melakukan pengasapan untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Seorang petugas terpantau melakukan pengasapan di Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Sabtu (26/11/2016).
Gencarnya pengasapan yang dilakukan karena berdasarkan data dari RSUD Sekadau sudah sedikitnya 20 kasus DBD yang ditangani sampai Jumat (25/11/2016).
Wilayah sebaran kasus DBD cukup kerap terdeteksi di Kecamatan Sekadau Hilir, meliputi Desa Mungguk dan Desa Sungai Ringin.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Sekadau, Henry Alpius, mengungkapkan dua pasien masih dirawat hingga Jumat kemarin. Sebagian besar pasien DBD anak-anak dan sisanya pasien dewasa.
“Hingga Jumat kemarin terpantau masih ada dua orang pasien DBD yang dirawat di RSUD Sekadau. Satu pasien dewasa dirujuk ke Sanggau lantaran trombositnya turun,” ungkap Henry.
Pasien-pasien yang ditangani di RSUD Sekadau ini masih dalam klasifikasi infeksi virus dengue. Kondisi ini tidak terlepas dari kesadaran masyarakat yang cukup baik untuk mengantisipasi secara dini.
"Jika masyarakat demam sebaiknya memeriksa darahnya untuk memastikan apakah DBD atau bukan, dan bisa cek di pelayanan kesehatan seperti puskesmas, sehingga bisa lebih diketahui secara dini,” ujar Henry.
Pihaknya terus memantau perkembangan DBD. Apalagi, pada 2014 silam Kabupaten Sekadau pernah mengalami kejadian luar biasa DBD. Dengan antisipasi sedini mungkin, pencegahan hingga penanganan dapat dilakukan dengan segera.
Masyarakat diimbau dapat membiasakan diri dengan gaya hidup 3M, menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat yang dapat menampung air.
Kemudian, tidur menggunakan kelambu atau bisa pula menggunakan lotion anti nyamuk. Jangan menganggap remeh demam, segera periksakan apakah DBD atau bukan.
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Slamet. Pihaknya hingga kini terus berupaya melakukan antisipasi penanganan kasus DBD.
Ia mengharapkan agar masyarakat semakin aktif melakukan upaya pencegahan, dengan melakukan berbagai langkah.
“Jika memang mengalami peningkatan kasus yang cukup signifikan, maka akan diambil langkah-langkah. Langkah antisipasi harus dilakukan oleh masyarakat sendiri untuk mencegah terjadinya DBD,” ujar Slamet.
Dinkes Sekadau melakukan pengasapan di daerah-daerah yang sudah dianggap endemis, terutama di pemukiman pusat Kota Sekadau, seperti di Desa Mungguk dan Desa Sungai Ringin.
Masyarakat tak perlu bimbang, untuk mendapatkan bubuk abate bisa mengambilnya ke Puskesmas dengan cara berkelompok (kolektif) atau dikoordinir oleh pengurus RT masing-masing.
Kepala Desa Mungguk, Agustami, mengimbau warganya sedini mungkin menjaga kebersihan lingkungan, baik di sekitar rumah masing-masing maupun saluran-saluran air yang ada di lingkungan desa.