Kisah Lettu Abdi Korban Selamat, Rela Tak Naik Pangkat demi Merawat Ibunya Sampai Sembuh
Abdi Damain merawat ibunya sampai sembuh. Nyaris 24 jam dia berada di rumah sakit.
Editor: Dewi Agustina
Abdi lahir 25 Juni 1987. Dia alumnus SMA Negeri 3 Medan.
Rida menyebut, sesungguhnya keluarga sudah memasrahkan nasib Abdi Damain.
Helikopter yang membawa TNI jenis Bell ini hilang dalam tugas pengiriman logistik dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju Long Bawan, Kecamatan Krayan, di Nunukan.
Setelah hilang kontak selama dua hari, tim SAR mendapatkan koordinat sinyal darurat pada titik 3 derajat 48 menit 54 detik Lintang Utara dan 116 derajat 3 menit 3,6 detik Bujur Timur.
Lokasi ini merupakan hutan lebat, jauh dari pemukiman, terdapat gunung dan lembah dengan kemiringan ekstrem, dan tidak jauh dari perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Titik keberadaan helikopter diyakini berada pada 176,33 km dari Bandara Juwata di Tarakan dan 40 km dari Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.
"Musibah kecelakaan pesawat, atau helikopter, sangat jarang ada yang selamat. Apalagi ini sudah memasuki hari keempat. Kami hanya bisa berdoa dan berharap kuasa Allah. Dan Alhamdulillah, doa kami sekeluarga, juga doa orang-orang yang sayang dan peduli pada adik kami, dikabulkan," ujar Rida.
Bakti pada Ibu
Rida bercerita, Abdi merupakan anak yang berbakti pada keluarga dan orangtua.
"Allah Maha Besar. Ini, sekali lagi, mukjizat. Pertanda kebesaran Allah. Tapi barangkali Abdi selamat karena sikapnya selama ini. Dia anak yang baik. Sangat sayang pada ibu kami," ucapnya.
Satu bulan lalu, kata Rida, ibu Abdi jatuh sakit dan sempat mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bunda Thamrin, Medan. Saat itu, Abdi sedang pendidikan untuk kenaikan pangkat.
"Sebenarnya dia tidak boleh pulang. Tidak boleh cuti. Tapi dia ngotot pulang. Dia bilang, tidak naik pangkat tidak apa-apa asal bisa merawat ibu. Akhirnya dia diizinkan pulang ke Medan," kata Rida.
Abdi Damain merawat ibunya sampai sembuh. Nyaris 24 jam dia berada di rumah sakit.
"Pendeknya semua keperluan ibu dia yang urus. Bahkan sampai urusan memandikan ibu, mengganti baju, sampai membersihkan kotorannya, Abdi yang melakukan. Setiap hari di rumah sakit dia mengaji dan berdoa untuk kesembuhan ibu. Setelah ibu membaik dan keluar dari rumah sakit, dia baru pulang ke Kalimantan," kata Rida.
Tatkala mendengar helikopter yang membawa Abdi Damain kecelakaan dan hilang di hutan Kalimantan, keluarganya di Medan, syok.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.