Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Firasat Sang Adik Sebelum Sertu Bayu Tewas

Tangis pun pecah di rumah orangtua Sertu Bayu, yang sejak kemarin sudah ramai didatangi rekan Sertu Bayu dan kerabat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Firasat Sang Adik Sebelum Sertu Bayu Tewas
WARTA KOTA/FITRIYANDI AL FAJRI
Rahmita Dewi (28), istri almarhum Sertu Bayu Sadeli Putra (28), di Kampung Lokomotif RT 04/05, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kota Bekasi. 

TRIBUNNEWS.COM, DUMAI - Keluarga Sertu Bayu Sadeli Putra, memiliki firasat buruk sebelum kejadian nahas Helli Bell 412 yang ditumpangi Bayu jatuh di Kalimantan Utara. Indah, adik dari Sertu Bayu sempat bermimpi bahwa sang kakak dalam kondisi berdarah serta terhimpit helikopter. Kemudian di rumah digelar salat berjamaah. Mimpi itu dialami Indah pada hari Kamis malam atau pada saat kejadian Helli jatuh di jurang.

"Waktu mata terpejam sebentar, langsung terbayang wajah abang berdarah. Saya melihat itu pada malam kejadian," ujar Adik Sertu Bayu, Indah saat ditemui di rumah duka Gang Pusaka, Jalan Bintan Kota Dumai, Senin (28/11).

Meski mendapat firasat buruk, Indah tidak menceriterakan kepada anggota keluarga lainnya. Sebab ia khawatir, orangtuanya dan anggota keluarga lain akan merasa cemas. Padahal sebelumnya, Sertu Bayu sempat menelpon keluarganya pada 23 November 2016 lalu. "Saat itu abang juga BBM agar Indah sekolah baik-baik," akunya kepada Tribun.

Namun mereka tidak dapat menahan tangis tatkala menerima kabar gugurnya Sertu Bayu dalam kecelakaan tersebut. Suara duka semakin mendalam ketika melihat gambar kondisi jenazah Sertu Bayu, setelah dievakuasi tim gabungan di pedalaman Hutan Kalimantan.

Tangis pun pecah di rumah orangtua Sertu Bayu, yang sejak kemarin sudah ramai didatangi rekan Sertu Bayu dan kerabat.

Namun keluarga besar Sertu Bayu hingga kemarin masih menanti kabar kedatangan jenazah Sertu Bayu yang rencananya diberangkatkan dari Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Mereka mengaku sudah mendapat kabar dari istri Sertu Bayu, bahwa Bayu sudah gugur. Kini keluarga hanya bisa pasrah menanti jenazah Bayu, yang rencananya disemayamkan di Kota Dumai. Ibunda Sertu Bayu, Delima tampak berusaha tegar kala ditemui di ruang tamu berukuran 3x3 meter.

BERITA REKOMENDASI

Wanita berkerudung tampak menahan kesedihan kehilangan satu putranya, sembari mengelus satu pigura yang memuat foto diri Sertu Bayu di helikopter. Delima mengaku sempat berkomunikasi dengan Sertu Bayu satu hari sebelum kejadian. "Waktu itu Bayu minta maaf, katanya dia sibuk antar logistik. Makanya dia baru bisa nelpon kemarin itu," ujar wanita paruh baya ini.

Keinginan Kuat
Delima mengenal Sertu Bayu sebagai pribadi yang manja, namun punya keinginan yang kuat. Terbukti saat hendak tes masuk TNI, Sertu Bayu melakukannya tanpa sepengetahuan ibunya. Sebab Lulusan SMKN 2 Dumai itu awalnya tidak diperbolehkan ikut tes tentara, tapi berangsur Ibunda Sertu Bayu merestui impiannya menjadi seorang TNI.

Ditambahkan Delima, Sertu Bayu dan keluarga kecilnya pernah mudik ke Kota Dumai pada Idul Fitri 2015 silam, saat itu ia hanya berada di Kota Dumai selama empat hari. Namun itulah pertemuan terakhir Sertu Bayu dengan keluarga besarnya.

Ayah Sertu Bayu, Nurbai Tanjung mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anak ketujuh dari sebelas bersaudara itu. Apalagi setelah mengetahui helikopter yang diawaki oleh Sertu Bayu bersama empat rekannya mengalami kecelakaan. Bahkan empat di antaranya gugur dalam tugas. "Kami sudah ikhlas saja pak," ujarnya singkat.

Selain kerabat dan tetangga, rekan Sertu Bayu saat menimba ilmu di Secaba PK TNI AD 2007 Rindam I/Bukit Barisan Pematang Siantar (Kompi -B) ikut melayat ke rumah. Sertu Sastrawan juga punya kenangan tersendiri dengan rekan sekamarnya saat pendidikan di Kompi-B, ia mengenal Sertu Bayu sebagai sosok yang hebat dalam pencak silat. "Yang saya ingat, rekan satu kamar saya itu pandai silat," ujarnya.


Pria yang bertugas kini bertugas di Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) menjadi korban dalam kecelakaan Helikopter Bell 412 EP dengan nomor registrasi HA-5166. Helikopter milik TNI Angkatan Darat itu sempat dinyatakan hilang kontak pada Kamis (24/11) lalu.

Kecelakaan terjadi saat helikopter mengangkut bahan kebutuhan pokok prajurit TNI penjaga perbatasan NKRI - Malaysia. Empat prajurit TNI, yang merupakan awak helikopter dinyatakan gugur.

Mereka yakni Lettu (Corps Penerbang) Yohanes Saputra (Penerbang I), Lettu CPN Ginas Sasmita (Penerbang II) Sertu Bayu Sadeli (Mekanik) dan Praka Suyanto (Mekanik). Sedangkan Lettu CPN Abdi Darnain (Penerbang I) dinyatakan selamat dalam kecelakaan itu.(tribun pekanbaru/fer)

Biodata
Nama : Sertu Bayu Sadeli Putra
Ttl : Dumai, 11 Agustus 1988
Istri : Rahmita Dewi,
Anak : Alim (5 tahun) dan Atar (3 bulan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas