BI Tarik Uang Lusuh Rp 1,6 Triliun dari NTT
Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) menarik uang lusuh senilai Rp 1,6 triliun dari tangan masyarakat di seluruh NTT
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Pos Kupang, Frans Krowin
TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA -- Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) menarik uang lusuh senilai Rp 1,6 triliun dari tangan masyarakat di seluruh NTT. Uang lusuh itu diganti dengan uang yang layak edar.
Hal itu dikatakan Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT, Tigor Sinaga, dalam sambutan pada peresmian Kantor Kas Titipan Bank Indonesia di Bank NTT Cabang Lewoleba, Selasa (6/12/2016) sore.
Peresmian Kantor Kas Titipan Bank Indonesia di Bank NTT Cabang Lewoleba, itu didahului dengan misa yang dipimpin Romo Deken Lembata, Sinyo da Gomes, Pr yang diikuti dengan pemberkatan kantor kas titipan itu.
Acara itu juga dimeriahkan penampilan marching band dari SMA Frater Don Bosco Lewoleba dan dihibur sejumlah penyanyi dari grup musik Maumere All Star. Penampilan Maumere All Star itu menghangatkan suasana sore itu.
Peresmian Kantor Kas Bank Indonesia di Bank NTT Cabang Lewoleba, merupakan yang keenam dari kantor-kantor kas titipan BI yang sudah ada di sejumlah kabupaten/kota di seluruh NTT.
Tigor mengatakan, penarikan uang lusuh itu merupakan salah satu tugas Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas keuangan di Indonesia.
Itu juga merupakan bagian dari upaya BI mengendalikan inflasi yang terjadi di daerah ini.
Sementara tujuan lainnya, membiasakan masyarakat menggunakan uang yang layak edar.
Kecuali itu, mengajak masyarakat agar tidak sungkan-sungkan menukarkan uang lusuh di Bank Indonesia, yang kantor kas titipannya ada di Kantor Bank NTT Cabang Lewoleba.
"Saya mengajak masyarakat agar mulai sekarang lebih rajin mengunjungi bank-bank untuk menukarkan uang lusuh. Kami siap melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik untuk daerah ini," ujarnya.
Tigor menyebutkan, pada Kantor Kas Titipan Bank Indonesia di Bank NTT Cabang Lewoleba itu, manajemen BI mengalokasikan modal awal Rp 100 miliar.
Tapi ke depan, sudah dijatahkan setiap kantor kas titipan, uang yang disiapkan untuk kepentingan masyarakat mencapai Rp 200 miliar.
Pihaknya juga bergembira dan memberikan apresiasi terhadap kinerja seluruh bank yang ada di NTT. Dari tahun ke tahun, katanya, kinerja bank di daerah ini memperlihatkan trend yang menggembirakan.
Itu juga menjadi salah satu aspek penilaian BI hingga akhirnya membuka kantor-kantor kas titipan di kabupaten-kabupaten se-Nusa Tenggara Timur.
"Kantor kas titipan yang dibuka di Lembata kali ini, merupakan yang keenam setelah Ruteng, Atambua, Ende dan beberapa daerah lainnya. Kami juga berencana membuka kas titipan BI di daratan Sumba," ujarnya.
Khusus kinerja bank di Kabupaten Lembata, Tigor memberikan apresiasi. Dia mengatakan, sepanjang tahun 2016, dana yang dihimpun bank dari dana pihak ketiga mencapai Rp 203 miliar.
Dan, lanjutnya, lebih menggembirakan lagi, adalah penyaluran kredit untuk masyarakat, lebih besar dari dana yang dihimpun dari pihak ketiga.
Total kredit yang disalurkan kepada masyarakat mencapai angka Rp 302 miliar.
"Ini prestasi dan menjadi fenomena keuangan yang menarik di Kabupaten Lembata saat ini. Itu artinya Lembata memperlihatkan peluang ekonomi yang besar dan harus terus dipacu pada hari-hari ke depan," ujarnya.*