Bangunan di Pidie Jaya Belum Gunakan Kontruksi Tahan Gempa
Berdasar kerusakannya, bangunan di Kabupaten Pidi Jaya masih belum menggunakan kontruksi tahan gempa.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Korban meninggal di Kabupaten Pidi Jaya, Aceh, akan terus bertambah. Melihat kerusakan bangunan akibat gempa 6,4 skala richter pada, Rabu (7/12/2016) pagi.
"Gempa bumi itu bukan yang membunuh tapi bangunan yang membunuh,” kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernadus Wisnu Widjaja, di Bandung, Rabu (7/12/2016).
Berdasar kerusakannya, bangunan di Kabupaten Pidi Jaya masih belum menggunakan kontruksi tahan gempa. Ini bukan kali pertama gemba mengguncang Aceh.
"Kami sudah siapkan peta risiko, mestinya masyarakat dan pemerintah daerah memahami hal itu. Kontruksi itu sudah ada di Dinas Pekerjaan Umum dan itu bisa menyelamatkan masyarakat karena gempa itu tidak membunuh,” kata Wisnu.
Sejauh ini BNPB belum mengidentifikasi jumlah bangunan rusak termasuk korban jiwa akibat gempa bumi. Masih ada kemungkinan korban lain terjebak di dalam bangunan.
“Banyak bangunan tingkat yang roboh, biasanya itu ada yang terjebak. Makanya tim penyelamat memiliki waktu 72 jam untuk menyelamatkan warga yang masih tertimbun di dalam bangunan,” kata Wisnu.
BNPB akan menyiapkan lokasi penampungan bagi masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya. Sebab ia meyakini masyarakat Pidie Jaya masih khawatir terjadi gempa susulan walau diklaim tak akan ada lagi.
“Kami akan siapkan shelter dan penampungan sementara di dekat rumah mereka karena masyarakat yang terdampak biasanya tidak mau ditampung di suatu tempat. Tapi mereka mau dekat dengan bangunan rumahnya karena aset mereka masih ada di dalam,” kata Wisnu.