Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peternak Lokal Gagal Panen Sebabkan Harga Ayam di Sintang Melonjak Naik

Satu di antara pedagang ayam di pasar sayur Tugu BI, Linda (41) mengakui ada kenaikan harga ayam yang dirasakannya sejak November lalu.

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Sugiyarto
zoom-in Peternak Lokal Gagal Panen Sebabkan Harga Ayam di Sintang Melonjak Naik
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNNEWS.COM, SINTANG- Satu di antara pedagang ayam di pasar sayur Tugu BI, Linda (41) mengakui ada kenaikan harga ayam yang dirasakannya sejak November lalu.

"Sekarang kalau daging ayam bersih Rp 40 ribu perkilo, kalau masih ada bulu harganya Rp 34 ribu perkilo. Kenaikannya sekitar Rp 5 ribu dari hari biasanya."

"Naiknya mulai bulan November, bulan Oktober kemarin belum naik," ungkapnya, Jumat (9/12/2016).

Linda memperkirakan, harga ayam di Sintang mengalami kenaikan, lantaran pada September hingga Oktober lalu, ayam di peternakan lokal, yang satu di antaranya di peternakan miliknya, terserang penyakit, sehingga menyebabkan gagal panen.

"Waktu bulan Oktober itu, banyak kena penyakit ayamnya, jadi banyak yang mati ayam yang dipelihara di sini."

"Belum sampai di pasar, makanya karena stok kosong harganya jadi naik. Saya saja pelihara 2 ribu ekor waktu itu, tinggal 500 ekor yang masih hidup," jelas Linda.

Berita Rekomendasi

Untuk mengatasi kekosongan stok pada waktu itu hingga saat ini, ia terpaksa memasok ayam dari Sungai Pinyuh.

"Jadi karena ayam kosong dia naik, kalau banyak sih ndak naik," ujarnya.

Di kios dagangannya, Linda setiap harinya bisa menjual sebanyak 150 ekor perhari.

Namun karena sempat mengalami gagal panen pada bulan Oktober dan dipengaruhi kenaikan harga ayam, ia kini hanya mampu menjual sebanyak 100 ekor perhari.

"Karena harga ayam ini mahal, kalau murah ramai yang beli. Pembeli ada yang mengeluhkan harga naik, tapi ndak juga seberapa yang mengeluhkan."

"Mereka kan tahu kalau ayam kosong memang begitu, dari pada ndak ada ayam lebih parah lagi kan. Biar mahal-mahal dia beli, masih untung ada barangnya daripada ndak ada," terangnya.

Dalam sekali mengambil pasokan di Sungai Pinyuh, ia biasanya mengangkut sebanyak 300 ekor ayam per pikap.

Namun jelang Natal, ia semakin meningkatkan jumlah pasokan menjadi 600 ekor yang diangkut menggunakan dua pikap.

"Natal dan Tahun Baru nanti, saya sudah siapkan di kandang milik saya, ada 3 ribu ekor saya siapkan, jadi aman," sambung Linda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas