Setiap Hari Kota Yogyakarta Hasilkan 220 Ton Sampah
Hingga kini, BLH mencatat ada sekitar 6.600-an ton sampah yang dibuang masyarakat di wilayah ini selama sebulan.
Editor: Dewi Agustina
![Setiap Hari Kota Yogyakarta Hasilkan 220 Ton Sampah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sampah-di-yogyakarta_20161214_084023.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta hingga kini masih berupaya untuk menekan angka pembuangan sampah yang jumlahnya cukup fantastis di Kota Yogyakarta.
Hingga kini, BLH mencatat ada sekitar 6.600-an ton sampah yang dibuang masyarakat di wilayah ini selama sebulan.
BLH masih terkendala pengambilan sampah di kawasan bantaran sungai.
Dari catatan BLH Kota Yogyakarta, angka pembuangan sampah yang dihasilkan dari rumah tangga ini mencapai 6.600 ton atau 220 ton per harinya. Sampah dari rumah tangga ini bisa berupa organik dan anorganik.
Pantauan Tribun Jogja (Tribunnews.com Network), beberapa tempat pembuangan sampah (TPS) di kawasan Kota Yogyakarta selalu over kapasitas sampah per harinya.
Hal ini membuat beberapa pengguna jalan kerap menutup hidung saat melewati tumpukan sampah. Sebut saja di TPS yang berada di Sitisewu, dekat Stasiun Tugu Yogyakarta.
"Kami berupaya untuk menekan angka pembuangan sampah hingga di bawah 200 ton per harinya," kata Kepala Bidang Kebersihan BLH Kota Yogyakarta, Udi Santoso kepada Tribun Jogja, baru-baru ini.
Kendala lain yang dihadapi oleh BLH dalam persoalan sampah di Kota Yogyakarta ini adalah masih banyaknya sampah di kawasan bantaran sungai.
Menurutnya, pengambilan sampah di wilayah bantaran sungai ini cukup sulit.
"Ada sekitar 10 hingga 15 persen dari total 200 ton sampah per hari yang ada di bantaran sungai. Kami cukup sulit untuk mengambil sampah di sekitar bantaran sungai ini," kata dia.
Dia menjelaskan, pihaknya telah melayani pembuangan sampah dengan membangun sekitar 147 TPS yang rutin diambil petugas setiap harinya.
Namun, hingga kini sampah-sampah tersebut belum dipilah secara maksimal oleh masyarakat.
Padahal, kata Udi, pihaknya berupaya terus untuk meminta masyarakat memilah sampah baik itu kaca, logam, plastik, dan kertas sejak dari rumah tangga.
Hal ini bertujuan agar sampah yang dibuang pada akhirnya adalah sampah yang benar-benar tidak bisa diolah.