Jabat Kapolda Jabar, Anton Bakal Bentuk Satgasus Antiradikal
Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan akan membentuk Satgasus Antiradikal. Ia menggantikan Irjen Bambang Waskito yang dimutasi sebagai Kapolda Sulut.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.OM, BANDUNG – Irjen Anton Charliyan resmi menjabat Kapolda Jabar pada Jumat (16/12/2016). Sebelumnya ia adalah Kapolda Sulawesi Selatan.
Sementara mantan Kapolda Jabar terdahulu Irjen Bambang Waskito akan menjadi Kapolda Sulut yang ditinggalkan Irjen Wilmar Marpaung karena dimutasi sebagai Widyaiswara Utama Sespim Polri.
Anton menyadari jabatan baru apa pun itu anugerah sekaligus tantangan. Ia tak hanya bertugas sebagai Kapolda, melainkan juga harus menjaga nama baik Jabar.
“Namanya tanah kelahiran kalau terjadi yang buruk akan ingat sepanjang masa,” kata Anton usai acara pisah sambut di Polda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jumat (16/12/2016) sore.
Sebagai Kapolda Jabar, Anton akan menjaga Jabar aman dan damai. Sebab, Jabar merupakan wilayah yang aman dan damai sejak dulu sehingga dijuluki parahyangan.
“Tempatnya orang-orang suci,” kata Anton.
Terkait dengan program kerja, Anton tak akan banyak berubah. Ia mengaku akan melanjutkan program kerja yang sudah dibangun Bambang selaku kapolda sebelumnya.
“Program kami sudah terprogram, tinggal menjabarkannya dan tinggal meneruskan,” kata Anton.
Soal masih banyak warga Jabar yang terlibat kasus teroris, Anton mengaku akan mengajak komponen masyarakat membentuk tim satgasus antiradikal. Sebab, kata dia, pelaku teror yang ditangkap itu
memiliki ideologi yang berbeda.
“Jabar ini salah satu kantong makanya pergerakan radikal ini bukan gerakan fisik, tapi sesungguhnya ideologi. Ideologi ini harus diantispasi dengan ideologi,” kata Anton.
Pihaknya juga akan mengajak elemen masyarakat membentuk suatu kesepakatan bersama atau fatwa.
“Karena ini juga menyangkut akidah, kalau menyangkut akidah itu juga harus dirubah dengan akidah karena ada pelaku teror memiliki akidah yang berbeda,” kata Anton.