Bawa Misi Perdamaian, Pasutri dari Malang Ini akan Ngonthel Tandem ke Sembilan Negara
Kata 'Allahu Akbar' yang berarti Allah maha besar bukan dimaknai sebagai kata serbu ataupun kalimat ajakan perang.
Editor: Sugiyarto
Islam di Indonesia, lanjut Rendra, merupakan contoh keberagaman bagi umat Muslim dunia.
Indonesia dengan kebhinekaannya telah menjadi wajah teduh dan toleran dalam kancah dunia Islam.
Hakam menegaskan perjalanan ini membawa misi perdamaian untuk dunia.
"Kami membawa misi perdamaian antar umat beragama, juga antar bangsa. Kami ingin menyerukan wajah Islam yang damai, rahmatan lil alamin. Kalimat 'Allahu Akbar' jangan dimaknai sebagai kalimat perang, atau ajakan menyerbu. Kalimat itu mengandung ajakan perdamaian, kebesaran Tuhan yang penuh cinta kasih," tegas Hakam sebelum memulai perjalanan.
Hakam menegaskan akan mengenalkan wajah kebhinekaan dan keberagaman di Indonesia.
Islam Indonesia, tegasnya, merupakan wajah Islam yang mencintai perdamaian dan menghormati keberagaman. "Juga tidak menyebar kebencian," tegasnya.
Melalui perjalanan itu, Hakam yang juga aktivis Ansor Kabupaten Malang itu, juga hendak bersilaturahmi dengan aktivis maupun pemuka agama non Islam.
Para pemuka agama itu nantinya akan ditemui di situs peradaban keagamaan di negara yang dituju.
"Selama di Indonesia, selain berziarah ke makam Walisanga dan penyebar Islam di Indonesia, kami juga akan berkunjung ke katedral," tegas Hakam.
Perjalanan hari pertama termasuk dalam etape I yakni Malang - Jakarta.
Selama di Jawa, Hakam akan ziarah ke makam Walisanga di Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Kudus dan Cirebon.
Sedangkan di Kuala Lumpur, Malaysia, pasutri ini akan bertemu komunitas pesepeda di kota tersebut.
Sementara selama di Nepal, Hakam dan Rofi akan mengunjungi situs kelahiran Budha Sidharta Gautama di Kota Lumbini.
Di India, pasutri ini menyinggahi tempat Sang Budha moksa di Kota Khusinagar, dilanjutkan ke Taj Mahal, juga situs tempat kelahiran Dewa Umat Hindu, Khrisna di Kota Mathura.