Bawa Misi Perdamaian, Pasutri dari Malang Ini akan Ngonthel Tandem ke Sembilan Negara
Kata 'Allahu Akbar' yang berarti Allah maha besar bukan dimaknai sebagai kata serbu ataupun kalimat ajakan perang.
Editor: Sugiyarto
Mereka juga ke Kota Yamuna, Vrindafan untuk singgah di situs tempat tumbuh Khrisna.
Masih di India, perjalanan dilanjutkan ke Kurusetra, tempat yang dikisahkan sebagai medan perang Mahabarata.
Setelah dari India, perjalanan diteruskan ke Kota Madinah. Hakam dan Rofi akan berziarah di makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. "Selanjutnya kami akan umrah di Makkah," imbuh Hakam.
Dari Arab Saudi, mereka masuk ke laut mati di Yordania untuk melihat sisa-sia peradaban kaum Sodom, lalu ke Kota Wadi Mousa yang dianggap sebagai makam Nabi Harun, dan ke kota yang hilang, Petra.
Di Palestina dan Israel, Hakam dan istri akan mengunjungi Danau Galilea di Tiberias dan 'holyland' bagi pemeluk agama samawi di Yerusalem.
Dan terakhir perjalanan ke Mesir yang dikenal sebagai negeri Seribu Piramid.
Untuk menuju Mesir, sejoli ini masuk melalui Nuwebea menuju Gurun Sinai untuk mengunjungi masjid dan gereja tua di atas puncak gunungnya.
Dan tak lupa, Universitas Al-Azhar adalah tempat yang juga akan disinggahi selama di Mesir.
"Semoga ikhtiar kami menziarahi situs bersejarah suci bagi berbagai agama dapat menjadi berkah untuk perdamaian dunia, karena kami melihat keberagaman beragama di dunia akhir-akhir ini menyulut permusuhan. Berangkat dari fenomena inilah, misi perdamaian ini kami bawa bersepeda tandem," tegas Hakam.
Tidak hanya dilepas oleh Bupati Malang Rendra Kresna dan jajarannya, Hakam dan Rofi juga dilepas oleh jajaran Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Kabupaten Malang.
Rektor Unira Hasan Abadi yang juga Ketua Gerakan Ansor Kabupaten Malang memimpin pelepasan itu.
Civitas akademika Unira juga mendoakan perjalanan Hakam dan Rofi supaya lancar dan sukses.
Hasan Abadi mengatakan 'holy journey' itu menjadi momen tepat saat ini, di tengah terjadinya konflik agama di sejumlah negara.
"Di tengah kebhinekaan yang terkoyak di Indonesia, dan konflik agama dan ras di sejumlah negara, ini menjadi momen tepat. Misi perdamaian ini harus dikibarkan dan digaungkan," tegas Hasan.