Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Warga Dusun Tempuran Terancam Longsor, Terkikis Arus Sungai Pekacangan

Aliran sungai Pekacangan mengancam keselamatan warga Dusun Tempuran, Desa Sijenggung, Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Rumah Warga Dusun Tempuran Terancam Longsor, Terkikis Arus Sungai Pekacangan
Tribun Jateng/Khoirul Muzakki
Bronjong sepanjang sekitar 100 meter ambrol di sungai Pekacangan, Desa Sijenggung, Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (20/12/2016). TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Aliran sungai Pekacangan mengancam keselamatan warga dusun Tempuran, Desa Sijenggung, Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.

Sejak peristiwa banjir bandang beberapa tahun silam arus sungai tersebut berbelok dan menciptakan kanal baru.

Posisi sungai semakin mepet ke lereng pemukiman warga. Tebing sungai terus tergerus dan mengancam pemukiman warga yang berada di atasnya.

"Posisi kampung berada di atas tikungan sungai. Tekanan air lebih besar dan terus mengikis tebing," kata Puji, warga Dusun Tempuran, Sijenggung, Selasa (20/12/2016).

Puji melihat ancaman longsor di depan mata mengancam pemukiman warga. Beberapa waktu lalu, sekitar 4 hektare perkebunan warga di lereng tebing ambles sedalam 6 meter.

Akibatnya, ribuan tanaman salak rusak. Peristiwa itu diikuti melebarnya retakan puluhan bangunan rumah warga akibat tanah bergerak.

BERITA REKOMENDASI

"Kalau hujan kami selalu was-was. Karena tebing sungai sudah longsor, kami takut rumah kami ikut tertarik ke bawah," Puji menambahkan.

Ancaman longsor turut diperparah oleh ulah manusia. Bebatuan raksasa di pinggiran sungai yang sempat menjadi benteng alami untuk menangkal terjangan arus telah hilang ditambang warga.

Sementara tanamam penyerap air yang mampu menahan erosi, di antaranya pohon bambu, telah habis dibabat. Lereng tebing sungai kini telah berubah menjadi areal persawahan dan perkebunan salak.

"Dulu pas masih banyak batu besar, jarang terjadi erosi," kata Puji.

Bronjong sepanjang 100 meter dengan tinggi sekitar 3 meter dan lebar 2,5 meter yang ditanam pemerintah di sisi sungai beberapa tahun lalu ambrol saking kuatnya arus.


Sebagian material bronkjong hanyut terseret arus. Puji berharap, aliran sungai dapat dikembalikan seperti sediakala agar lebih berjarak dengan lereng tebing.

Dengan demikian, ancaman erosi dapat terkurangi. "Kalau dipasang bronjong lagi seperti dulu pasti akan ambrol lagi. Karena kalau hujan, arusnya besar," kata dia.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas