Jembatan Cisomang Hanya Bisa Dilalui Kendaraan Kecil
hingga tiga bulan ke depan, kendaraan pribadi atau kendaraan kecil masih bisa melintas di Jembatan Cisomang
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski Jembatan Cisomang di KM 10+800 Tol Cipularang rusak dan masih dalam proses perbaikan hingga tiga bulan ke depan, kendaraan pribadi atau kendaraan kecil masih bisa melintas.
Kecuali kendaraan besar jenis truk atau bus yang dialihkan lewat jalur lama Purwakarta - Cikamuning dan Padalarang.
Lantas, kondisi apa yang membuat Jembatan Cisomang di tol penghubung Bandung dan Jakarta itu bisa ditutup?
Direktur Jembatan pada Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpu-Pera), Heddy Rahadian menjelaskan batas toleransi pergeseran jembatan berada di angka 50 cm hingga 70 cm.
"Akses tol ditutup jika pergeserannya mencapai 70 cm. Pergeseran yang ada saat ini iu antara retakan di pilar 2 (P2) bagian bawah yang dekat dengan Sungai Cisomang dan di bagian atas," ujar Heddy di Jembatan Cisomang, Sabtu (24/12). Saat ini, pergeseran jembatan karena retakan sudah sepanjang 53 cm.
Jembatan Cisomang sendiri dibangun berbarengan dengan pembangunan Tol Cipularang pada medio 2004.
Badan Geologi Kementerian ESDM sendiri menyebut rusaknya jembatan karena kawasan tersebut berada di zona merah gerakan tanah. Lalu, sejak kapan pergeseran jembatan terjadi, bahkan saat ditemukan pergeserannya sudah mencapai 53 cm.
"Pergeseran pernah kami pantau pada 2012, saat itu pergeseran jembatannya sudah sepanjang 25 cm. Sekarang ini yang bermasalah pada pilar jembatan nomor P1, P2 dan P3. Penanganan permanen dengan cara borepiled akan mulai dilakukan pada 3 Januari dimulai dengan memobilisasi alat berat," ujar Heddy.
Tol Cipularang ini sendiri sudah berusia sekitar 16 tahun sejak dibangun 2004. Jembatan ini juga terbilang jembatan khusus. "Usia jembatan khusus ini bisa sekitar 100 tahun dan mampu menampung beban 45 ton ujarnya.
Adapun hasil penelitian kondisi jembatan oleh Balai Jembatan Pusjatan 2016 menyebutkan terdapat indikasi kemiringan pilar arah memanjang ke Jakarta yaitu pada P1, P2 dan P3 dengan nilai bervariasi antara 6.1 cm hingga 57.02 cm pada geometrik pilar jembatan. Untuk deformasi lateral terbesar kata dia terjadi pada P2 sebesar 57.02 cm.
"Untuk elevasi permukaan jembatan terjadi beda tinggi pada bentang antara P2 dan P3 sebesar 10 cm hingga 32 cm. Adapun nilai frekuensi aktual pada 2012 dan 2016 diperolah nilai frekuensi aktual tetap yaitu sebesar 3.42 hz, artinya tidak ada perubahan perilaku getaran pada jembatan," katanya.