Pasangan Asal Mamuju Bersyukur Putranya Tanpa Anus Bisa Dioperasi
Bugri (50) dan Fitriani (38) bisa bernafat lega setelah mendapat bantuan untuk operasi bayi mereka yang menderita Atresia Ani atau lahir tanpa anus.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bugri (50) dan Fitriani (38) bisa bernafat lega setelah mendapat bantuan untuk operasi bayi mereka yang menderita Atresia Ani atau lahir tanpa anus.
Muhajir bayi mereka yang kini berusia lima bulan sudah mendapat perawatan di Rumah Sakit Pelamonia, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (25/12/2016).
Mereka diboyong ke Makassar atas perintah Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti yang mendapat informasi orangtua Muhajir membutuhkan bantuan untuk kesembuhan putranya.
Ditemui di ruang perawatan Rumah Sakit Pelamonia, Bugri dan Fitriani, tak dapat menyembunyikan kegembiraannya setelah akhirnya mendapat bantuan.
Mereka tak berhenti mengucap syukur dan berterima kasih kepada pihak yang telah membantu mereka selama ini.
"Kami tak bisa berkata-kata, kami hanya bisa bersyukur kepada Tuhan, dan terima kasih sudah membantu kami. Kami tak akan bisa sampai di Makassar tanpa bantuan. Tak ada yang kami punya," kata Bugri yang hanya bekerja sebagai petani di desanya itu.
Bugri tak mengeluarkan uang sepeser pun hingga akhirnya bisa membawa putranya sampai ke Makassar menggunakan pesawat dari Mamuju, Sulawesi Barat.
"Tak ada sepeser pun uang yang kami keluarkan. Kami dibantu Babinsa dan kepala desa untuk ke Makassar. Kami dijemput, lalu dibawa ke sini," Bugri menambahkan.
Bugri berasal dari Desa Mappu, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Mereka menempuh perjalanan darat sekitar 100 kilometer atau 3 jam perjalanan ke Mamuju sebelum diterbangkan ke Makassar.
Ia berharap putranya dapat segera dioperasi dan sembuh seperti bayi normal lainnya. "Mudah-mudahan anak saya sehat, cepat sembuh dan panjang umur," ia berharap.
Muhajir lahir sekitar lima bulan lalu di desanya. Kedua orang tuanya baru menyadari kelainan anaknya dua hari setelah dilahirkan.
Setelah itu Muhajir dibawa dan dioperasi di RSUD Mamuju untuk dibuatkan lubang pembuangan di perutnya.
Pascaoperasi awal Muhajir hanya mendapat perawatan di kampung halamannya hingga akhirnya tersiar kabar mereka membutuhkan bantuan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.