Diduga Catut Nama, Indo Barometer Laporkan Calon Bupati Morotai ke Polisi
Padahal Indo Barometer tidak memiliki data survei Pilkada Morotai sebagaimana yang disampaikan Ali Sangaji
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diduga melakukan pencemaran nama baik, Lembaga Survei Indo Barometer melaporkan Calon Bupati Morotai Ali Sangaji ke Kepolisian Morotai Selatan, Pulau Morotai, Sabtu lalu.
Peneliti Indo Barometer Avicenna Isnaini dalam rilisnya menyebut Ali Sangaji telah mengklaim sebagai calon yang mendapatkan dukungan publik paling besar di banding calon lainnya dengan mengutip data survei Indo Barometer.
Menurut Avicenna hal itu dilakukannya saat kampanye di Desa Daruba Pante, Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Senin (19/12).
“Padahal Indo Barometer tidak memiliki data survei Pilkada Morotai sebagaimana yang disampaikan Ali Sangaji dalam kampanyenya itu,” kata Avicenna di Jakarta, Senin (26/12).
Avicenna mengaku baru tahu adanya pencatutan nama lembaga Indo Barometer berdasarkan informasi yang diberikan masyarakat setempat kepada Indo Barometer yang ingin mengonfirmasi kebenarannya.
Dalam informasi yang dilengkapi dengan video, disampaikan bahwa Ali Sangaji mengaku mendapatkan dukungan masyarakat paling tinggi mengungguli dua kandidat lainnya.
Atas peristiwa tersebut Avicenna menegaskan bahwa apa yang dilakukan Ali Sangaji, pertama, sebagai bentuk fitnah, karena pihak Indo Barometer tidak pernah memberikan data survei Pilkada Morotai kepada yang bersangkutan.
Kedua, Ali Sangaji telah melakukan pemalsuan data karena Indo Barometer sendiri tidak memiliki data survei sebagaimana yang disampaikannya kepada publik saat kampanye .
Ketiga, apa yang dilakukan Ali Sangaji adalah bentuk kebohongan publik karena ia telah sengaja menyampaikan data yang tidak benar kepada masyarakat saat kampanye pilkada.
Avicenna berharap agar pihak kepolisian setempat bergerak cepat untuk menindaklanjuti laporan Indo Barometer dengan Nomor: STPL/36/XII/2016/POLSEK.
Laporan tersebut dianggap penting sebagai pembelajaran bagi semua calon supaya berhati-hati dalam menyampaikan orasi politik di depan massa.
“Para kandidat harus berhati-hati saat menyampaikan orasi. Jangan sampai menyampaikan data yang belum jelas kebenarannya. Apalagi sengaja mencatut nama lembaga untuk kepentingan politiknya sendiri,” ujarnya.