Dermaga Baru PT IKI Mampu Menampung 4 Kapal Berukuran 6500 DWT
PT Industri Kapal Indonesia (IKI) menggelar peletakan batu pertama pengembangan fasilitas sarana galangan tahap II di Makassar, Kamis (29/12/2016).
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT Industri Kapal Indonesia (IKI) menggelar peletakan batu pertama pengembangan fasilitas sarana galangan tahap II di Makassar, Kamis (29/12/2016).
Penekanan tombol sirine dan peletakan batu pertama oleh Direktur PT IKI dan General Manager PT Adhi Karya (Persero) menandai dimulainya pembangunan proyek senilai Rp 400 miliar dalam dua tahap.
Anggaran pembangunan berasal dari dana Penyertaan Modal Negara (PMN) 2016, dan dibangun di atas lahan seluas 14 hektare dari total 32 hektare luas lahan milik PT IKI.
Dirut PT IKI Edy Widarto mengatakan, jika pembangunan rampung, PT IKI nantinya akan memiliki dermaga baru yang dapat dipakai untuk memperbaiki maupun membuat kapal.
"Dermaga tersebut akan mampu menampung empat buah kapal berukuran 6500 Dead Weight Ton (DWT) sekaligus. Bisa juga untuk menampung ponton 300 width, yang saat ini masih terbatas," ujar Edy.
Selain dermaga, fasilitas yang akan dibangun yaitu pengembangan airbag system, pembangunan gudang, pekerjaan pengerukan, dan penambahan daya.
PT IKI mempercayakan pembangunan sarana dan fasilitas ini kepada konstruktor PT Adhi Karya.
"PT Adhi Karya pun berjanji akan mampu menyelesaikan pembangunan tepat waktu, yaitu sekitar tujuh bulan, dengan memerhatikan standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), kita percaya kepada mereka," kata Edy.
Jika fasilitas ini telah rampung, kontribusi PT IKI ke masyarakat sebagai salah satu galangan kapal terbesar di Indonesia akan lebih baik.
"PT IKI akan mampu membuat kapal-kapal yang dibutuhkan di Indonesia saat ini salah satunya kapal pengangkut minyak sawit yang masih kurang, sementara minyak sawit di Indonesia terkenal melimpah," ungkap dia.
"Dengan pembangunan ini, persoalan antre di galangan kapal Makassar juga bisa diselesaikan, apalagi di Indonesia Timur galangan kapalnya masih sedikit dibanding di wilayah Indonesia Barat, hanya sekitar 12 persen dari jumlah keseluruhan," sambung dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.