Pemkab Bulungan Prediksi Harga Cabai Rawit Melonjak Tak Bertahan Lama
Turunnya harga cabai rawit di pasaran ternyata sudah diprediksi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Arfan
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Turunnya harga cabai rawit di pasaran ternyata sudah diprediksi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Sempat melambung hingga Rp 150 per kilogram, harga cabai rawit di Pasar Induk Bulungan, Tanjung Selor, dilepas ke penjual kisaran Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu pada Rabu (11/1/2017).
Geriliawansyah, Kepala Bidang Koperasi Disperindagkop Kabupaten Bulungan, menyebutkan tingginya harga cabai rawit disebabkan kurangnya produksi petani cabai di tingkat lokal, maupun di daerah lainnya di Kalimantan Timur seperti Berau dan Samarinda.
Geriliawansyah, Kabid Koperasi Disperindagkop Kabupaten Bulungan, saat ditemui Tribun Kaltim di kantornya, Tanjung Selor, Kalimantan Utara, Rabu (11/1/2017). TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ARFAN
"Produksinya itu berkurang karena faktor musim. Banyak petani yang gagal panen," sebut Geriliawansyah saat disua Tribun Kaltim di kantornya, Jalan Kolonel Soetadji, Rabu (11/1/2017).
Iwan, sapaan akrabnya memprediksi pasokan cabai rawit akan kembali normal pada Februari dan Maret mendatang. Bisa terjadi kelebihan produksi di waktu itu.
"Kalau terjadi kelebihan, tentu harganya akan tertekan lebih murah lagi dari sekarang. Selain itu cabai adalah komoditas yang maksimal bisa bertahan empat hari. Jadi harganya yang mahal tidak akan bertahan lama," sebut dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.