Emil dan Desy Ratnasari Layak Berpasangan pada Pilgub?
idwan Kamil menjadi kandidat terkuat menjadi Gubernur Jabar pada 2018 berdasarkan survei Indonesia Strategic Institute (Instrat)
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Ridwan Kamil menjadi kandidat terkuat menjadi Gubernur Jabar pada 2018 berdasarkan survei Indonesia Strategic Institute (Instrat) yang dilakukan pada 24-28 November 2016.
Elektabilitas pria yang akrab disapa Emil itu pun mencapai 33,1 persen. Persentase itu menempatkannya di posisi pertama dari beberapa kandidat yang diprediksi dapat menjadi bakal alon Gubernur Jabar
periode mendatang.
Tak hanya elektabilitas, persespi kelayakan Emil sebagai Gubernur Jabar mencapai 58,9 persen.
Persentasen itu paling tinggi dari beberapa nama kandidat gubenur lainnya.
Sedangkan untuk posisi Wakil Gubernur Jabar, Desy Ratnasari disebut sebagai sosok yang memiliki persentase tertinggi dari beberapa kandidat wakil gubernur dari hasil survei persepsi kelayakan.
Persepsi kelayakan Desy mencapai 33,4 persen mengalahkan Dede Yusuf dan Rieke Diah Pitaloka.
Lantas bagaimana respon perwakilan partai politik yang hadir dalam kegiatan diskusi Instrat ketika ditanya layak atau tidaknya dua kandidat itu berpasangan pada pemilihan gubernur nanti?
Hal itu menyusul keduanya memiliki persepsi kelayakan tertinggi dibanding kandidat calon gubernur dan wakil gubernur lainnya.
Perwakilan PKS, Sadar Muslihat, mengatakan, Emil bisa disejajarkan dengan artis lantaran ketenarannya melalui pola komunikasi.
Namun, kata dia, Emil dan Desy berpasangan itu bisa saling memperkuat atau tidak itu tetap harus melihat hasil survei.
Sebab, kata dia, di beberapa daerah di Jabar pemilihnya sangat tergantung dengan calon kepala daerahnya sehingga siapapun wakilnya tidak mempengaruhinya.
Selain itu, ada pula daerah yang pemilihnya sangat bergantung dari perpaduan gubernur dan wakil gubernurnya.
“Kami belum tahu kombinasi Emil dan Desy itu saling memperkuat atau tidak karena karakternya berbeda, mungkin di Sukabumi Desy tinggi, tapi belum tentu di daerah lain."