Emil dan Desy Ratnasari Layak Berpasangan pada Pilgub?
idwan Kamil menjadi kandidat terkuat menjadi Gubernur Jabar pada 2018 berdasarkan survei Indonesia Strategic Institute (Instrat)
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
"Yang jelas PKS masih terbuka dari nama-nama yang sudah beredar itu,” kata Sadar yang hadir dalam
kegiatan diskusi yang digelar Indonesia Strategic Institute (Instrat) di Hotel Mitra, Jalan Supratman, Kota Bandung, Senin (16/1/2017).
Perwakilan Partai Golkar, Iswara, mengatakan, Emil bisa berpasangan dengan siapapun terutama dengan Desy jika memang keduanya maju pada pemilihan Gubenur Jabar mendatang.
Peluang keduanya memang cukup besar untuk menang jika merujuk hasil survei Instrat.
“Selain itu, masyarakat Jabar itu permisif sehingga tidak mempersoalkan pemimpin wanita. Banyak kepala daerah kota/kabupaten di Jabar merupakan wanita,” kata Iswara.
Akan tetapi, kata dia, politik itu sifatnya dinamis sehingga keduanya belum tentu bisa langsung berpasangan.
Mereka harus mencari partai politik untuk mengusung keduanya berpasangan.
Apalagi angka yang dipaparkan Instrat itu merupakan hasil survei pada November sehingga adanya perubahan masih berpotensi terjadi.
“Kalau maju independen itu langkah yang luar biasa, artinya mereka harus mengejar persyaratan minimal untuk pasangan independen,” kata Iswara.
Senada dengan Iswara, Perwakilan Partai Gerindra, Radar Tri Baskoro, mengatakan, Emil bebas berpasangan siapapun termasuk Desy jika maju pada pemilihan Gubenur Jabar mendatang.
Partainya, kata dia, tidak akan melarang Emil untuk berpasangan dengan Desy sekalipun.
“Yang perlu dijelaskan, Emil itu bukan kader Gerindra. Gerindra memang tidak mendukung kader pada pilwakot dan tidak meminta Emil harus menjadi kader partai waktu itu."
"Makanya di dalam pentas pilkada selanjutnya, itu adalah sepenuhnya keputusan dia sendiri,” kata Radar.
Persoalan Gerindra mendukung atau tidak Emil berpasangan dengan DS, Radar tak memiliki kewajiban.
Gerindra sendiri belum menentukan sikap terhadap Emil pada pilkada mendatang. Itu mengapa Emil masih terbuka didukung partai lain.
“Apakah berpasangan dengan Desy itu juga terserah dia juga. Itu sah-sah saja. Apakah mendapatkan dukungan partai itu persoalan lain."
"Partai itu punya banyak pertimbangan yang biasanya muncul pada last minute. Anies (Baswedan) misalnya, itu datang dari mana."
"Tidak ada yang tahu, itu yang terjadi. Orang yang berbulan-bulan membangun dukungan, bisa tersandung,” kata Radar. (cis)