Kapolda Jabar Anton Charliyan Klaim Tak Ada Bentrok Massa GMBI Versus FPI di Bandung
"Yang ngerusak atau berkelahi di Bandung itu bukan anggota GMBI, tapi organisasi lain," kata Anton Charliyan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan menyatakan, peristiwa bentrokan seusai pemeriksaan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, pekan lalu, tidak melibatkan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), ormas yang dibinanya.
Dia mengklaim, bentrokan yang terjadi di depan Mapolda Jabar, Kamis (12/1/2017) lalu terjadi antara massa FPI dengan organisasi masyarakat Sunda lain.
"Yang ngerusak atau berkelahi di Bandung itu bukan anggota GMBI, tapi organisasi lain. Sekarang sedang diadakan pemeriksaan oleh Polrestabes Bandung. Jelas-jelas itu bukan anggota GMBI. Tapi mereka malah merusak dan membakar rumah dan pos-pos GMBI," ujar Anton, di Bogor, Minggu (15/1/2017).
Antok membeberkan, kedatangan massa FPI ke Mapolda Jabar tersebut tanpa mengantongi izin.
"Massa (FPI) itu tidak ada izin sama sekali. Yang kami panggil satu orang, tapi mereka datang banyak. Sedangkan organisasi lain gabungan masyarakat, mulai dari Pekat, GMBI, Manggala, Wastapa itu sudah minta izin tiga hari sebelumnya," paparnya.
Ketua GMBI Kabupaten Bogor Sambas Alamsyah mengatakan, ia sudah menginstruksikan kepada semua anggota GMBI agar menahan diri dan tidak terpancing untuk melakukan aksi balasan.
Meski begitu, Sambas meminta kepada kepolisian mengusut tuntas kasus perusakan dan pembakaran Sekretariat GMBI di Ciampea, Kabupaten Bogor.
"Saya apresiasi apa yang dilakukan pihak kepolisian. Hanya, siapa provokator ini yang belum kita dapat. Saya tidak ingin beda paket. Saya inginnya satu paket. Intelektual dan simpatisan harus satu paket. Yang terjadi di lapangan mereka yang membakar itu mengaku FPI. Itu yang terjadi dan kita pun ada saksinya. Kalaupun mereka mengaku simpatisan, silakan. Nanti mereka buktikan," tuturnya.
Akibat pembakaran Sekretariat GMBI, kata Sambas, sementara ini anggota-anggotanya mengungsi ke tempat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
"Sekalian kita melakukan konsolidasi penerangan. Jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan dan berkelanjutan," kata Sambas.
Reporter: Ramdhan Triyadi Bempah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.