4 Pelajar Konsumsi Sabu-sabu, Dinas Pendidikan Enggan Dikambinghitamkan
Dinas Pendidikan Kabupaten Bulungan enggan dijadikan "kambing hitam" atas kasus penggunaan narkotika jenis sabu-sabu yang melibatkan empat pelajar
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Dinas Pendidikan Kabupaten Bulungan enggan dijadikan "kambing hitam" atas kasus penggunaan narkotika jenis sabu-sabu yang melibatkan empat pelajar di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Bahkan dituturkan Jamaluddin Saleh, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bulungan bahwa pihak yang terkait telah kecolongan di tengah gencarnya sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan narkoba kepada siswa dan orangtua.
"Kami dari Disdik mohon maaf saya baru tahu. Artinya kami pihak korban. Kita harus berusaha bersinergi dengan semua pihak baik Polri, TNI, orangtua, komite sekolah bersinergi menangani ini," sebut Jamaluddin saat dikonfirmasi Tribun melalui sambungan teleponnya, Selasa (17/1/2017) sore pukul 17.00 Wita.
Dalam setiap pertemuan kata Jamaluddin, siswa dan orangtua selalu diingatkan agar menghindari barang haram tersebut.
"Apalagi kami masuk dalam struktur BNK. Jadi program kami selalu mendukung BNK dan BNK juga mendukung kami dalam hal sinergitas membahas masalah narkoba," tuturnya.
Oleh karena itu lanjutnya, Dinas Pendidikan tak lantas dapat diasumsikan gagal.
"Kami tidak bisa dituduh yang kinerjanya tidak bagus. Kami adalah korban," ujarnya lagi.
Persoalan pokoknya kata Jamaluddin ialah bagaimana mengimplementasikan konsep "Darurat Narkoba" yang digulirkan Presiden Joko Widodo.
"Kalau umpamanya polisi gampang menangkap. Tapi program rehabnya mana. Jadi bukan hanya Dinas Pendidikan selaku leading sektor pendidikan."
"Terapi juga Kementerian Agama dan Kementerian Sosial juga harus bertanggungjawab," tegasnya.
Jamaluddin juga menekankan adanya kontrol penuh orangtua baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekitar.
"Dalam 24 jam tanggung jawab Disdik hanya 20 persen. Sebanyak 80 persen itu pada orangtua. Anggap 20 persen itu ada di lingkungan luar, 60 persen di lingkungan keluarga," sebutnya.
Secara umum, Dinas Pendidikan Bulungan menyesali kasus yang melibatkan pelajar di ibukota Kalimantan Utara.
"Padahal kami sudah gencar. Pokoknya ke mana pasti ada sosialisasi. Kami juga tidak menuduh orangtua tok."
"Benang merahnya juga dari mana, kenapa bisa narkoba masuk. Artinya kecolongan dari pihak keamanan," sebutnya. (Wil)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.