'Kami Mohon lah Pak, Bantu Biar Mayat Abang Kami Bisa Dibawa Pulang'
Karena jenazahnya belum diserahkan, pihak keluarga pun mengadu ke Wakil Ketua DPRD Medan, Iswanda Ramli.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Jenazah Rawindra alias Rawi, orang yang dituding ikut serta merencanakan penembakan pengusaha airsoft gun bernama Indra Gunawan alias Kuna masih berada di ruang jenazah RS Bhayangkara Tingkat II Medan.
Karena jenazahnya belum diserahkan, pihak keluarga pun mengadu ke Wakil Ketua DPRD Medan, Iswanda Ramli.
Awalnya, Iswanda yang akrab disapa Nanda ini datang bersama sejumlah staffnya untuk menemui pihak keluarga. Nanda sempat terkejut jenazah Rawi belum juga diserahkan polisi.
"Kami mohon lah pak, bantu biar mayat abang kami bisa dibawa pulang. Dari kemarin, polisi enggak kasih mayat abang kami," kata Reka, adik kandung Rawi di rumah duka Jl Sekip/Waru, Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Senin (23/1/2017).
Mendengar hal itu, Nanda yang duduk bersama anggota Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) sempat berdiskusi. Ia pun memutuskan untuk menemui pihak kepolisian.
"Coba saya usahakan. Saya akan temui polisi untuk memohon agar jenazah Rawi bisa dibawa pulang," kata Nanda pada Reka.
Setelah beberapa menit berbincang, Nanda bergegas menuju ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Ia didampingi sejumlah anggotanya untuk menemui pihak rumah sakit.
Beda Versi Kronologi antara Keluarga dan Polisi
Rawindra alias Rawi, satu dari delapan tersangka penembak Indra Gunawan alias Kuna tewas setelah di tembak polisi, Minggu (22/1/2017).
Tewasnya Rawindra alias Rawi pun menjadi tanda tanya pihak keluarga.
"Kami ikhlas, kalau dia jahat. Tapi kan ada hukuman seumur hidup. Enggak apa-apa bagi kami kalau dipenjara asalkan masih bisa lihat muka dia," ucap Radika, adik kandung Rawi sambil menangis di RS Bhayangkara.
Namun ada perbedaan versi antara pihak keluarga dan kepolisian terkait penangkapan Rawi.
Radika mengatakan personel Reserse Kriminal Polda Sumut menyambangi rumahnya di belakang Gedung Putih Jalan Waru, Medan Petisah tadi pagi.
Menurutnya petugas secara baik-baik menjemput Rawi di kediamannya. Rawi pun tidak melakukan perlawanan. Sehingga keluarga tidak curiga Rawi akan ditembak polisi.
"Pagi tadi dia (Rawi) dijemput dari rumah secara baik-baik, tapi kenapa jadinya ditembak kayak gitu. Kalau kalian enggak percaya boleh kalian tanya orang di Jalan Waru sana," kata Radika.
Ia menyayangkan tindakan yang dilakukan kepolisian dengan menembak mati abang kandungnya tersebut.
Polisi punya versi yang berbeda. Dari hasil paparan Polda Sumut menjelaskan personel Reserse Kriminal Polda Sumut menangkap Rawi saat berada di Hotel Cherry, Medan sekira pukul 04.00 WIB, pagi tadi.
Saat ditangkap, Rawi mengakui pembunuhan Kuna dan menginformasikan bahwa senjata yang digunakan untuk membunuh berada di tangan Chandra alias Ayen dan disimpan di kediamannya di kawasan Jalan Rotan.
Polisi bergegas menangkap Ayen. Namun tidak menemukan senjata api dimaksud. Dari pengakuan Ayen, senjata api itu disimpan John Marwan Lubis alias Ucok.