BPBD Siaga 24 Jam di Lokasi Longsor Selili Samarinda Ilir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda hingga saat ini masih bertahan di lokasi longsor yang terdapat di Jalan Lumba-lumba, Selili.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda hingga saat ini masih bertahan di lokasi longsor yang terdapat di Jalan Lumba-lumba, di RT 15, RT 16 dan RT 17, Selili, Samarinda Ilir.
Pergerakan tanah telah terjadi sejak awal tahun ini, dan hingga saat ini masih terus bergerak, membuat personel BPBD dibantu dengan LSM relawan kebencanaan tetap siaga di lokasi kejadian.
Sebab masih terdapat warga yang belum pindah dari kawasan tersebut.
Sesuai dengan surat pernyataan tanggap darurat bencana tanah longsor, nomor 360/006/BPBD-KS/I//2017, status keadaan darurat bencana berlaku hingga 15 hari, sejak tanggal 25 januari dan berakhir tanggal 8 Februari mendatang.
"Tapi tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hingga kondisi disini benar-benar stabil dan streril dari aktivitas warga," tutur Kepala BPBD Kota Samarinda, Endang Liansyah, Selasa (31/1/2017).
Di lokasi longsor, BPBD telah mendirikan tenda darurat dan tenda komando sebagai pusat informasi tentang bencana tersebut.
Selain itu sejumlah perlengkapan seperti lampu penerangan dan kelengkapan resque siaga di lokasi, termasuk petugas kesehatan dari PMI juga tampak siaga.
Hingga saat ini, akibat dari kejadian longsor tersebut, terdapat 6 bangunan rumah yang rusak parah karena pergerakan tanah, dan 35 bangunan rumah terkena dampak dari longsor tersebut.
Kendati telah diperingatkan untuk meninggalkan rumah, tetap saja masih ada warga yang bertahan di rumahnya.
Padahal BPBD telah siap untuk membantu evakuasi, termasuk kendaraan untuk mengangkut barang-barang milik warga.
"Kami memang disini siap untuk evakuasi warga, tapi memang ada warga yang masih bertahan. Sesuai dengan perintah pimpinan, warga harus meninggalkan kawasan ini, karena kawasan ini sangat rawan, tanah terus bergerak, kita tidak ingin ada korban jiwa," kata dia.
Dari tiga RT yang terkena dampak dari longsor, terdapat 184 jiwa dari 52 kepala keluarga.
Baca: Antasari Azhar Dijadwalkan Datangi Polda Metro Jaya Pertanyakan Kasus SMS Gelap
Hingga pukul 16.00 Wita, per tanggal 31 Januari, terdapat 8 rumah yang telah dikosongkan oleh penghuninya, kendati rumah tersebut belum terpapar, dan terdapat 27 rumah yang masih dihuni.
Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Samarinda, Nanang Arifin menambahkan, kawasan Selili merupakan salah satu kawasan yang memang rawan tanah longsor.
Dari data yang ada, terdapat 20 kelurahan yang masuk dalam kawasan rawan tanah longsor.
"Kawasan ini memang kawasan rawan longsor, karena kemiringan lahan, ditambah dengan kondisi alam. Kami harap warga dapat segera meninggalkan rumahnya. Pemerintah sudah menurunkan bantuan berupa bayar sewa selama 3 bulan dan rusunawa yang dapat digunakan warga," ungkapnya.
Menurutnya hampir seluruh kawasan Samarinda rawan terhadap bencana longsor.
Bahkan dari hasil inventarisir BPBD Kota Samarinda tahun 2016, kawasan longsor tersebar di 9 kecamatan yakni Samarinda Utara, Sungai Pinang, Samarinda Ilir, Sambutan, Samarinda Ulu, Sungai Kunjang, Samarinda Seberang, Palaran dan Loa Janan Ilir.
Khusus di kawasan Selili, pihaknya telah 2 kali melakukan aksi tanggap bencana di kawasan tersebut.
"Ini kedua kalinya, kami akan bantu warga evakuasi, bahkan kami juga siap membantu warga membongkar rumahnya. Tapi dengan situasi dan kondisi yang benar-benar aman, karena hingga saat ini tanag terus bergerak," tuturnya. (cde)