Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dukun Ini Diminta Bertaubat Di Hadapan Ulama dan Warga

Ropi berjanji akan menghentikan praktik perdukunan yang dianggap sesat oleh masyarakat dan tokoh alim ulama setempat

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dukun  Ini Diminta Bertaubat Di Hadapan Ulama dan Warga
istimewa
Seorang warga Desa Cintamik, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor yang diduga melakukan praktik perdukunan diminta betaubat oleh ulama setempat 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR  - Warga Desa Cintamanik, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor dibuat heboh oleh seorang pria yang diduga melakukan praktik perdukunan.

Praktik perdukunan ini dilakukan oleh Ropi warga kampung lebak, RT 04/06, Desa Cintamanik, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Ropi mengaku sudah melakoni praktik perdukunannya sejak lama.

Ia pun berjanji akan menghentikan praktik perdukunan yang dianggap sesat oleh masyarakat dan tokoh alim ulama setempat.

"Saya tidak akan melakukan lagi (perdukunan), karena dianggap sesat oleh masyarakat dan ulama yang ada di sini," kata Ropi di Balai Desa Cintamanik dihadapan masyarakat dan MUI Kecamatan Cigudeg, Rabu (1/2/2017).

Ketua MUI Kecamatan Cigudeg, Zakaria mengatakan, kegiatan perdukunan dapat membawa masyarakat ke arah kemusyrikan serta melenceng dari syariat dan ajaran agama islam.

BERITA REKOMENDASI

"Ini perlu diluruskan, karna kalau dibiarkan akan membuat resah masyarakat," jelasnya.

Terlebih, sambungnya, praktik perdukunan ini juga dapat memicu aksi anarkis di masyararakat jika terus dibiarkan.

"Saya berharap beliau segera bertobat kepada Allah SWT dan menghentikan praktik dukun yang menyesatkan masyarakat itu," kata Zakaria.

Di lokasi yang sama, Kepala Desa Cintamanik, M Sanip menambahkan, pihaknya baru mengetahui sejak ada masyarakat yang melapor ke desa terkait aktifitas yang dilakukan Ropi.

Sehingga, pihaknya pun langsung mengundang warga, ulama serta Ropi untuk bermusyawarah di kantor Desa sebelum terjadi hal yang tidak diharapkan di kemudian hari.


"Karena sudah ada korbannya, sehingga harus diselesaikan bersama-sama dengan cara musyawarah," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas