Pemerintah Didesak Menyelidiki Insiden Habisnya BBM KM Mutiara Sentosa I
Pemerintah didesak menyelidiki insiden KM Mutiara Sentosa l yang diduga kehabisan BBM saat berlayar menuju Pelabuhan Tanjung Perak
Editor: Y Gustaman
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Direktur Lembaga Kajian Maritim, Untung Budiarso, menyayangkan insiden KM Mutiara Sentosa l yang diduga kehabisan bahan bakar saat berlayar menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya,
Insiden tersebut sangat mengancam keselamatan penumpang yang saat itu berada di tengah laut.
"Lembaga Kajian Maritim mendesak pemerintah segera mengnvestigasi kejadian tersebut. Selanjutnya, hasil investigasi bisa segera disampaikan ke masyarakat terkait penyebab terjadinya dugaan kehabisan bahan bakar," kata Untung kepada Tribun Jateng, Minggu (05/01/2017).
Jika pada akhirnya ditemukan unsur kelalaian dari para awak kapal maka itu bisa disebut sebagai peristiwa yang ironis.
Masyarakat akan merasa was-was bila memakai moda transportasi laut. Faktor keselamatan kapal, lanjut Untung, harus menjadi perhatian semua pihak.
Apalagi, kata Untung, Presiden Jokowi sedang giat-giatnya melaksanakan program tol laut sebagai sarana transportasi yang bisa menghubungkan pulau satu dengan pulau lain di Indonesia.
Dikatakan dia faktor keselamatan pelayaran akan sangat menentukan bagaimana program tol laut akan bisa berjalan dan sukses.
"Memang sungguh aneh jika kapal berlayar kehabisan bahan bakar," kata Untung.
Tersiarnya kabar KM Mutiara Sentosa I kehabisan BBM di perairan Madura baru terdengar pukul 20.00 WIB. Padahal, kapal bermuatan 180 penumpang itu mengapung sejak Jumat (3/2/2017) sekitar pukul 01.00 WIB atau selama 18 jam.
Posisi kapal berada di koordinat 06 derajat 46.39 Lintang Selatan dan 112 derajat 54.31 Bujur Timur. Kejadian itu mengakibatkan seorang bayi lemas karena bekal makanan dan minuman orang tuanya habis.
"Sekitar 18 jam kehabisan BBM, sekitar jam 1 dini hari (Jumat)," ungkap Kasatpolairud Polres Bangkalan AKP Irma Sumiati kepada Surya.co.id.
Ia menjelaskan, hanya kapal Basarnas yang bisa menjangkau titik koordinat tersebut. Sementara kapal Ditpolair Polda Jatim dan SAR Polair jajarannya belum mampu.
"Alhamdulillah masalah sudah teratasi setelah ada tindakan dari PT Atosim Lampung Pelayaran selaku operator kapal," jelas dia.
Ia memprediksi kapal yang bertolak dari Balikpapan itu sandar di Pelabuhan Jamrud, Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (4/2/2017) antara pukul 01.00 WIB atau 02.00 WIB.
Penumpang KM Mutiara Sentosa I, Tino Haidal Ampulembang, warga Perumahan Bumi Sempaja, Samarinda, mengatakan kepastian BBM habis ia terima dari teman - teman asal Kalimantan dalam satu kapal.
"Ada 66 teman di atas kapal, semua mahasiswa. Ada juga teman mahasiswa asal Palu (Sulawesi Tengah). Kami ada pendelegasian ke Jakarta, tapi transit di Surabaya," ungkap Haidal. (SURYA/TRIBUN JATENG)