Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inspirasi Martha Christina Tiahahu Melampaui Zamannya

Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan nasional yang mampu bertindak melampaui zamannya.

Penulis: Johnson Simanjuntak
zoom-in Inspirasi Martha Christina Tiahahu Melampaui Zamannya
Ist
Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl-Oek. Engelina Pattiasina foto bersama dengan Prof. Dr. Mus Huliselan, Dr. Non Sahusilawane, Dr. Maryam Sangadji, Rudy Rahabeat, MSi dan alih waris keturunan Martha Christina Tiahahu dan tokoh masyarakat Nusa Laut, seusai diskusi "Aktualisasi Nilai Kepahlawanan Martha Christina Tiahahu" di Universitas Pattimura Ambon, Senin (6/2), 

Martha sudah mengambil peran sebagai pemimpin perjuangan.

Namun, sampai kini, persoalan kesederajatan masih tetap menjadi perjuangan kaum perempuan.

“Martha Christina bertindak melampau zamannya, sehingga tetap penting untuk mendalami keteladan yang diwariskan. Dia melakukan semua itu dalam usia 17 tahun. Jadi, sangat wajar kalau Martha Christina perlu mendapat tempat yang semestinya dalam sejarah Indonesia,” ujar Engelina.

Mus Huliselan mengatakan, nilai kepahlawanan Martha Christina Tiahahu masih tetap penting sampai saat ini, karena perjuangan Martha setidaknya meninggalkan nilai yang bisa diikuti dewasa ini.

Misalnya, semangat rela berkorban, keadilan dan kemanusiaan, saling percaya, kerja keras dan jujur, dan tidak mementingkan diri sendiri.

“Hanya saja, meski sudah menjadi pahlawan nasional, tetapi Martha Christina tidak mendapat tempat yang semestinya. Tapi, kita harus bangga terhadap Martha Christina Tiahahu karena mengambil peran ayahnya, untuk memimpin perjuangan,” tegasnya.

Menurut Maryam Sangadji, masa Martha Christina menuntut adanya perjuangan dalam peperangan, untuk membebaskan rakyat dari kemiskinan, penindasan dan ketidakadilan yang ada.

Berita Rekomendasi

Martha Christina membuktikan bisa melakukan semua itu dengan pengorbanan yang sangat besar.

Namun, generasi saat ini dihadapkan dengan tantangan yang tidak kalah berat dan semua itu harus dijawab secara tepat.

“Tantangan kita bagaimana melawan kemiskinan yang ada. Sesuai data, Maluku berada pada posisi empat besar yang masuk kategori provinsi miskin. Ini menuntut peran kaum perempuan, karena perempuan merupakan kelompok pengangguran yang lebih besar. Meski, ada fakta angka harapan hidup perempuan sangat baik di Maluluku,” katanya.

Dia mengharapkan, kaum perempuan mengambil peran sehingga bisa bersama-sama memberantas kemiskinan yang ada di Maluku.

Hal itu, katanya, hanya bisa dilakukan bila kaum perempuan memiliki sikap yang sama dengan Martha Christina Tiahahu untuk menjawab persoalan penjajahan pada masanya.

Kepala Pusat Kajian Perempuan Unpatti, Non Sahusilawane, mengatakan, Martha Christina membuktikan kalau kaum perempuan mampu untuk mengambil peran penting dalam masa kritis, sehingga tidak ada alasan bagi kaum perempuan untuk tidak mendapat perlakuan yang sama.

“Ada berbagai kenyataan, dimana kaum perempuan memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan kaum perempuan. Hanya saja, kaum perempuan belum mendapat perlakuan yang sama dalam berbagai bidang,” katanya.

Sahusilawane mengatakan, masih ada keengganan untuk memberikan posisi strategis kepada kaum perempuan dalam berbagai bidang kehidupan.

“Perempuan itu jauh lebih tangguh dan semua memiliki gelar MSI, master segala ilmu. Kalau perempuan memiliki kemampuan, maka selayaknya untuk mendapat kesempatan,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas