Cuaca Ekstrim dan Ombak Tinggi, Calon Penumpang Kapal Terlantar di Sumenep
Cuaca ekstrem yang melanda perairan Sumenep sejak awal Februari lalu membuat sejumlah kapal pelayaran antar pulau menghentikan pelayarannya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Cuaca ekstrem yang melanda perairan Sumenep sejak awal Februari lalu membuat sejumlah kapal pelayaran antar pulau menghentikan pelayarannya.
Akibatnya, ratusan penumpang asal kepulauan Sumenep pun terlantar di pelabuhan. Yang bisa mereka lakukan hanya menunggu cuaca reda sehingga kapal bisa berlayar ke kepulauan.
Selama menunggu cuaca mendukung, puluhan penumpang sejak seminggu lalu terpaksa menginap di loby kantor Pelayaran Dermaga III Kalianget Sumenep dengan menggelar tikar seadanya.
Bahkan ada sebagian penumpang yang sudah masuk kapal dan berhari-hari menginap di atas kapal sembari menunggu jika sewaktu-waktu cuaca bagus dan kapal berlayar ke pulau tempat tinggalnya.
Rony Sukarno (36) warga Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, Madura, mengatakan, sejak 1 Februari dia dan keluarganya berada di pelabuhan untuk pulang kampung di Pulau Kangean.
Sebelumnya, selama 10 hari mereka berada di daratan Sumenep untuk menghadiri acara perkawinan salah satu kerabatnya.
"Namun ketika kami hendak balik pulang kampung, ternyata kami dihadang ombak besar sehingga kapal tidak bisa berangkat karena cuaca membahayakan. Makanya sejak seminggu lalu kami tertahan di pelabuhan ini," kata Rony kepada Surya, Selasa (7/2/2017).
Menurutnya, tidak hanya ratusan penumpang yang tertahan di pelabuhan Kalianget, tetapi juga tumpukan sembako juga menumpul di pinggir pelabuhan.
Ada juga yang terpaksa menaikkan sembakonya ke atas kapal karena khawatir sembako yang sebagian besar berupa beras dan sayur-sayuran membusuk jika dibiarkan di halaman pelabuhan.
"Sudah banyak juga barang dagangan warga kepulauan yang membusuk karena terkena hujan," sambung Rony.
Selain penumpang asal Pulau Kangean, nasib yang sama dialami calon penumpang kapal perintis dengan tujuan Pulau Masalembu.
Mereka pun terlantar karena tidak ada kapal yang berani berangkat ke Pulau Masalembu. Ombak di perairan tersebut sampai mencapai ketinggian 3 sampai 4 meter.
"Walau kapal besar seperti Kapal Perintis pun takkan berani berlayar ke Pulau Masalembu. Apalagi cuma perahu, pasti tidak akan ambil resiko berlayar ke kepulauan," kata Fadli Hasan, warga Pulau Kerammian, Kecamatan Masalembu, Sumenep.
Menurutnya ada sekitar 90 orang penumpang asal Pulau Masalembu yang memilih tinggal di loby kantor pelabuhan Dermaga III Kalianget sambil menunggu kepastian cuaca reda dan kapal berangkat ke Pulau Masalembu.