Ngeri, Begini Detik-detik Sumarno Terkubur Hidup-hidup
Merin mengisahkan, tanah longsor itu tiba-tiba terjadi, saat pekerja yang di dasar camuy hendak mencuci pasir timah.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Bangka Pos Riyadi
TRIBUNNEWS.COM BANGKA -- Tragedi longsoran tanah di lokasi tambang di Air Rengas Desa Mapur Kecamatan Riausilip, Senin (6/2/2017) sekitar pukul 16.00 WIB kemarin, mengakibatkan tiga penambang luka ringan dan satunya lagi yakni Sumarno (25) sampai saat ini masih dalam proses pencarian.
Diantara korban selamat, yakni Merin warga Desa Mapur.
Merin mengisahkan, tanah longsor itu tiba-tiba terjadi, saat pekerja yang di dasar camuy hendak mencuci pasir timah.
"Pertama ada longsoran kecil, tapi setelah itu longsoran besar langsung ambrol dengan cepat, ku bersama dua kawan lainnya, masih sempat lari menghindar dorongan lumpur, meskipun dengan susah payah, tapi kawan kami Sumarno, yang sampai sekarang belum ditemukan, kami ada lah, lecet-lecet kecil," kata Kades Mapur Agus Sari mengutip keterangan Merin dan rekannya soal peristiwa longsoran tanah di TI tersebut, ketika menghubungi kepada bangkapos.com Selasa (7/2/2017).
Merin warga Desa Mapur Kecamatan Riausilip, Sumarno (35) dan dua rekannya asal Dusun Mengkubung Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu, sedang menambang di dasar camuy (lubang TI) di Air Rengas Desa Mapur, Senin (6/2/2017) sore.
Ketika mereka berempat sedang berada di dasar camuy, juga melihat seorang pelimbang pasir timah yang berdiri menghadap camuy TI sambil mengangkat kedua tangannya hingga di atas dada.
Pelimbang pasir timah itu mengirim kode silang (menyilangkan kedua tanggannya membentuk huruf X) sebagai tanda atau kode peringatan, agar yang di dasar camuy berhenti beraktifits dan segera naik ke atas permukaan, karena permukaan tanah di atas camuy sudah retak dan sedikit bergeser.
Sesaat setelah kode itu diberitahukan ke Merin cs, bongkahan tanah kecil mendadak runtuh.
Merin, Sumarno dan dua rekannya sudah siap untuk bergeser dan naik meninggalkan dasar camuy.
Namun terlambat, mendadak saja bentangan dinding tanah dan lumpur dari titik yang retak di bagian permukaan lubang camuy, langsung melorot cepat, ambrol ke dasar lubang camuy.
Merin dan dua rekannya yang melihat longsoran tanah itu, langsung berteriak sekuatnya, awas! longsor! sambil berlari menghindari dorongan tanah berlumpur, yang terus memenuhi dasar lubang camuy.
Namun, Sumarno tertinggal tidak ikut naik bersama Merin dan dua rekannya.
Merin dan dua rekannya, menunggu penuh harap Sumarno bisa muncul dari tanah berlumpur yang menutup hampir seluruh lubang camuy.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.